
RADIOPENSIUNAN.COM
Perut kembung adalah sensasi rasa tertekan atau penuh pada perut. Kondisi ini biasanya dapat hilang dengan sendirinya dan dapat terjadi secara berulang. Salah satu penyebabnya yakni adanya gangguan pada pencernaan. Lantas, apa yang harus dilakukan ketika kondisi tersebut terjadi? Mari simak selengkapnya di artikel berikut ini.
Apa itu Perut Kembung?
Perut kembung adalah kondisi ketika perut mengalami penumpukan gas sehingga menyebabkan rasa tidak nyaman. Ketika seseorang sedang makan, minum, ataupun menelan air liur, biasanya akan ada sedikit udara yang ikut masuk ke dalam tubuh, khususnya pada sistem pencernaan.
Namun, jumlah udara yang terlalu banyak akan menimbulkan penumpukan gas pada lambung. Kondisi tersebut yang sering kali membuat perut menjadi kembung dan mual. Ketika kondisi ini terjadi, tubuh akan melakukan berbagai cara untuk mengeluarkannya, seperti dengan membuang gas atau muntah.
Perut kembung dapat dialami oleh siapa saja dari berbagai kalangan usia. Sebagian besar kasus ini pun tidak berbahaya dan akan membaik dengan sendirinya. Namun jika tak kunjung membaik dan disertai dengan gejala lainnya, seperti susah BAB, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan ke dokter.
Gejala Perut Kembung
Perut kembung adalah kondisi yang bisa terjadi secara mendadak, biasanya dipicu oleh makanan atau pengaruh lingkungan. Ciri-ciri perut kembung yang paling umum di antaranya adalah rasa tidak nyaman, penuh, dan sesak. Gejala-gejala lain yang biasanya dialami saat seseorang sedang dalam kondisi perut kembung adalah sebagai berikut:
Perut terlihat membesar dan terasa penuh.
Muncul bunyi seperti gemuruh pada perut.
Sering bersendawa.
Perut terasa nyeri atau tidak nyaman.
Frekuensi buang gas meningkat atau sering kentut.
Penyebab Perut Kembung
Perut kembung umumnya terjadi karena proses pencernaan makanan yang tidak lancar akibat sistem pencernaan tidak mampu memecah komponen makanan tertentu. Beberapa makanan diketahui lebih sulit untuk dicerna tubuh, seperti gluten dan gula pada produk susu atau buah.
Perlu diketahui bahwa sistem pencernaan mengandung gas nitrogen dan oksigen. Ketika proses pencernaan makanan berlangsung, gas hidrogen, karbon dioksida, dan metana akan terbentuk. Apabila proses pencernaan tidak lancar, penumpukan gas akan terjadi dan dapat menyebabkan perut kembung.
Selain karena adanya masalah selama proses pencernaan makanan, perut kembung juga dapat disebabkan oleh faktor-faktor lain, seperti kebiasaan makan atau kondisi medis tertentu. Berikut penjelasan selengkapnya.
A. Kebiasaan Makan
Kebiasaan makan yang dapat memicu terjadinya perut kembung adalah sebagai berikut:
Makan terlalu cepat.
Mengonsumsi makanan berlemak secara berlebihan.
Makan sambil berbicara.
Makan dengan porsi berlebihan.
B. Kondisi Medis Tertentu
Perut kembung juga bisa menjadi gejala dari kondisi medis tertentu, di antaranya yaitu:
- Maag (Dispepsia)
Dispepsia atau yang dikenal dengan sebutan maag adalah kondisi nyeri pada perut, khususnya di bagian atas (ulu hati). Maag dapat menyebabkan rasa mual, muntah, dan perut kembung. Kondisi ini juga bisa disertai dengan sensasi perih di perut, begah, dan sering bersendawa.
- Hormon
Perut kembung juga dapat disebabkan oleh perubahan hormon dalam tubuh. Kondisi tersebut biasanya dialami oleh wanita ketika menjelang atau tengah menstruasi. Sebagai informasi, hormon merupakan senyawa yang diproduksi oleh sistem endokrin dan terdiri dari beberapa kelenjar dalam tubuh.
- Kekurangan Enzim
Kondisi kesehatan lain yang dapat memicu terjadinya perut kembung adalah kekurangan atau gangguan enzim pencernaan. Fungsi enzim adalah memecah makanan menjadi partikel kecil agar nutrisi di dalamnya lebih mudah diserap oleh tubuh. Apabila produksi enzim tersebut terhambat, saluran pencernaan akan menjadi bermasalah sehingga menyebabkan perut kembung.
Selain itu, perut kembung juga dapat disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus di saluran pencernaan. Salah satunya yaitu infeksi bakteri H. pylori yang dapat menyebabkan tukak/radang lambung dan menghasilkan gas berlebih pada saluran pencernaan.
- Iritasi Usus Besar
Iritasi usus besar atau irritable bowel syndrome (IBS) merupakan salah satu kondisi yang erat kaitannya dengan perut kembung. Irritable bowel syndrome bisa disebabkan oleh beberapa hal, mulai dari alergi makanan, stres, hingga infeksi bakteri.
Diagnosis Perut Kembung
Untuk menegakkan diagnosis perut kembung, dokter akan terlebih dahulu melakukan anamnesis (wawancara medis) terkait dengan gejala yang dialami pasien serta riwayat kesehatannya. Kemudian, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik.
Jika dibutuhkan, dokter dapat melakukan tes pencitraan, seperti X-ray atau CT scan. Mengingat perut kembung bukanlah suatu penyakit, dokter biasanya melakukan pemeriksaan penunjang untuk mendeteksi gangguan kesehatan lainnya.
Cara Mengatasi Perut Kembung
Apabila perut kembung yang dialami bukan disebabkan oleh kondisi medis yang serius, ada beberapa cara meredakan perut kembung yang dapat diterapkan:
Mengonsumsi teh herbal, seperti chamomile, peppermint, kunyit, atau jahe. Bahan herbal tersebut diketahui dapat membantu sistem pencernaan dalam memproses gas.
Mengonsumsi antasida sesuai anjuran dokter. Antasida adalah obat perut kembung yang mengandung bahan aktif simetikon untuk mengeluarkan gas.
Olahraga secara teratur dapat memberikan banyak manfaat, salah satunya yaitu membantu mengatasi perut kembung.
Mengonsumsi asupan dengan kandungan probiotik. Probiotik berfungsi untuk melengkapi atau menyeimbangkan kembali bakteri dalam usus. Kandungan dalam probiotik dapat membantu proses pencernaan makanan dan menyerap gas berlebih.
Mengonsumsi suplemen magnesium sesuai anjuran dokter untuk menetralisasi asam lambung.
Cara Mencegah Perut Kembung
Untuk menghindari rasa tidak nyaman akibat perut kembung, berikut ini sejumlah upaya pencegahan yang dapat dilakukan:
Berolahraga secara rutin.
Minum air putih dengan cukup.
Mengonsumsi makanan yang mengandung serat.
Membatasi porsi makan.
Mengelola stres dengan baik.
Makan dan minum secara perlahan.
Penting untuk diketahui bahwa informasi pada artikel ini bertujuan untuk edukasi semata dan tidak dapat menggantikan diagnosis resmi serta saran perawatan dari tenaga medis profesional. Tidak menutup kemungkinan bahwa perut kembung mungkin mengindikasikan kondisi medis lainnya yang tidak disebutkan di atas.