RADIOPENSIUNAN.COM
Jangan sepelekan fungsi alat pendengaran kita. Jika terlambat, tidak berfungsinya alat pendengaran ini akan berdampak negatif, baik yang berkaitan dengan fungsi anggota tubuh lainnya maupun dalam kehidupan sosial yang bersangkutan.
“Orang yang mengalami kekurangan pendengaran, punya kemungkinan tiga kali lebih banyak untuk jatuh,” tegas Arnold Frans Cornelius, Business Improvement PT Alat Bantu Dengar Indonesia kepada iniSurabaya.com.
Ditemui di tengah acara Temu Pendengar Radio Pensiunan di Restoran MakanTime Surabaya, Arnold menyatakan, hilangnya keseimbangan tubuh seseorang hingga jatuh itu berkaitan dengan stimulasi otak yang antara lain berasal dari pendengaran.
“Jika tidak ada stimulasi (dari alat pendengaran), maka fungsi otak akan makin melemah,” tandasnya.
Arnold menambahkan, berkurangnya pendengaran bisa terjadi, baik pria maupun wanita. “Penybab paling banyak adalah karena gaya hidup, minum minuman beralkohol, serta karena paparan kebisingan,” urainya.
Menurut Arnold, mereka yang bekerja di pabrik serta anggota TNI punya kesempatan berkurang pendengaran lebih cepat daripada pekerja kantoran dengan ruangan sunyi.
Arnold mengaku mereka yang memutuskan pakai alat bantu dengar sudah dalam berat.
“Padahal jika dilakukan dideteksi sejak dini, penanganan lebih mudah dan alatnya pun lebih murah,” tuturnya.
Deteksi dini disarankan dilakukan pada usia 30 tahun. “Apalagi kondisi sekarang, anak muda makin banyak pakai headset dengan volume kencang, tentu dampaknya lebih cepat mengalami pengurangan pendengaran,” katanya.
Gangguan Pendengaran itu Aib
Sementara Ray Wijaya, Managing Director Radio Pensiunan menyatakan, di setiap kegiatan offair selalu ada sesi penyuluhan terkait kesehatan.
“Jadi selain ketemu, senang-senang bernyanyi bersama serta wisata, ada kegiatan yang bermanfaat bagi anggota, yaitu penyuluhan kesehatan,” urainya.
Dipilihnya penyuluhan kesehatan yang berkaitan dengan pendengaran di acara tersebut, kata Ray, karena berdasar data, salah satu masalah yang dihadapi lansia adalah pendengaran.
Ray menyatakan, banyak orang mengalami masalah pendengaran tetapi tidak menyadari atau tahu ada masalah tetapi malu mengungkapkan. “Seolah-olah gangguan pendengaran itu aib. Orang masih malu pakai alat bantu dengar,” cetusnya.
Mantan Direktur Pemberitaan MNC Group ini mengungkapkan acara Temu Pendengar Radio Pensiunan itu juga dalam rangka membina komunitas Sahabat Radio Pensiunan. “Anggota komunitas ini tercatat lebih dari 3.000 orang,” bebernya.
Namun, untuk pendengar aktif radio streaming tersebut di seluruh dunia sekitar 302.000 orang. Jumlah pendengar terbanyak di Jakarta, disusul Surabaya. “Pendengar terbanyak ketiga ada di Amerika, sekitar 1.500 orang. Lainnya tersebar di Belanda, Suriname, Hongkong,” pungkasnya. ( inisurabaya.com )