Memiliki tubuh yang bugar hingga lanjut usia merupakan harapan dan impian sebagian besar orang. Namun, bukan hanya itu saja, agar bisa hidup sehat lebih lama, para lanjut usia atau lansia juga perlu merasa bahagia. Pasalnya, kesehatan dan kebahagiaan saling terkait. Untuk sehat, Anda harus merasa bahagia, dan begitu pula sebaliknya. Lalu, apa faktor yang dapat membantu lansia sehat dan bahagia serta bagaimana mewujudkannya? Faktor-faktor yang membuat lansia merasa bahagia di usia senja Pada setiap tingkatan usia, setiap orang pasti menemukan tantangan tersendiri dalam menjalani hidup, tetapi mendapatkan kebahagiaan sering kali menjadi salah satu hal yang paling menantang untuk segala kalangan usia. Namun, banyak yang mengira bahwa saat memasuki usia senja, lansia tidak bisa merasa bahagia. Apalagi, para lansia sering kali diabaikan dan dianggap remeh oleh orang di sekitarnya. Padahal, lansia, khususnya yang sudah memasuki usia 80-90 tahun, memiliki tingkat kepuasan dan kesejahteraan hidup yang lebih tinggi dibanding remaja dan anak muda. Ini pertanda bahwa secara umum, lansia sebenarnya bisa tetap merasa bahagia. Nah, kebahagiaan adalah salah satu hal yang penting bagi lansia. Mengapa? Rasa bahagia dan kesehatan adalah dua hal yang saling berkaitan. Ini artinya, saat seorang lansia merasa bahagia, ia cenderung memiliki fisik yang sehat, dan begitu pula sebaliknya. Tak hanya itu, lansia yang bahagia menunjukkan kesehatan mentalnya juga terjaga. Berikut adalah beberapa faktor yang dapat membuat lansia merasa bahagia: 1. Beragam kegiatan Tidak sedikit lansia yang kebingungan mencari kegiatan dan merasa bosan karena sudah tidak memiliki pekerjaan atau kesibukan seperti dulu. Padahal, lansia justru merasa bahagia jika bisa tetap aktif dan produktif dalam berkegiatan. Hal ini disebabkan, saat memberikan kontribusi secara aktif pada kegiatan yang bermanfaat membuat lansia merasa puas, sehingga memberikan pengaruh yang baik terhadap kesehatan mental dan fisiknya. 2. Banyak teman Lansia yang sering menyendiri dan tidak punya teman sering kali merasa depresi, tertekan, hingga merasa tidak berarti. Oleh sebab itu, lansia juga tetap membutuhkan teman untuk berbicara atau berkegiatan bersama. Selama masih bisa bertemu dengan banyak orang, berbicara, bertukar pikiran, hingga melakukan aktivitas bersama dengan orang lain, lansia pasti merasa bahagia. Pasalnya, bersosialisasi dengan banyak orang memang dapat membantu menjaga kesehatan mental dan emosionalnya. 3. Rasa dibutuhkan Lansia akan merasa bahagia jika ia dibutuhkan. Pasalnya, sering kali timbul anggapan lansia sudah tidak mampu lagi melakukan banyak hal. Oleh sebab itu, alih-alih memberikan bantuan, lansia lebih sering mendapatkan bantuan dari orang lain. Padahal, lansia juga masih ingin merasa dibutuhkan dan berguna bagi orang lain. Maka itu, saat ada orang lain yang membutuhkan bantuan dari seorang lansia, pasti ia akan dengan senang hati memberikan bantuan. 4. Kesempatan menambah pengetahuan Belajar memang tak mengenal usia, oleh sebab itu saat memasuki usia senja, lansia pun tetap harus belajar. Pasalnya, dengan pengetahuan yang luas, pikiran lansia menjadi lebih aktif. Hal tersebut dapat meningkatkan rasa puas dan bahagia seiring dengan pertambahan usia. Tak hanya itu, hal ini juga akan bermanfaat membantu para lansia menjaga kesehatan mentalnya. 5. Bagian dari suatu komunitas Mengapa banyak lansia yang merasa kesepian? Bisa jadi karena para lansia tersebut tidak merasa bagian dari komunitas manapun. Padahal, merasa menjadi bagian dari keluarga, komunitas, hingga suatu kelompok pertemanan membantu lansia merasa dianggap dan diterima. Perasaan-perasaan tersebutlah yang membuat para lansia merasa bahagia. Faktor yang menghambat kebahagiaan lansia Tantangan hidup setiap orang dari berbagai kelompok usia memang berbeda-beda, begitu pula dengan lansia. Seiring bertambahnya usia, lansia harus menghadapi semakin banyak tantangan. Hal ini sering kali membuat para lansia tidak bisa merasa bahagia. Ada beberapa faktor yang mungkin menjadi penghambat, seperti berikut: 1. Masalah kesehatan Lansia yang memiliki penyakit serius hingga disabilitias biasanya mengalami berbagai perubahan pada bentuk dan citra tubuhnya. Apalagi, bagi lansia yang telah menjalani berbagai operasi dan memiliki beragam penyakit serius. Kondisi ini sangat berpotensi menyebabkan lansia mengalami depresi. 2. Rasa kesepian Tidak sedikit lansia yang merasa kesepian saat harus tinggal sendiri. Apalagi jika tidak ada tetangga atau orang yang dekat dan akrab pada lingkungan rumah atau sekitarnya. Belum lagi jika pasangan, teman, atau anggota keluarga yang biasa berkumpul bersamanya telah meninggal dunia. Hal ini tentu saja membuatnya merasa sedih dan kesepian. Tak hanya itu, mobilitas yang semakin menurun, seperti tidak bisa berjalan kaki atau tidak diperbolehkan menyetir mobil karena penyakit yang dialaminya, juga bisa memicu rasa sedih hingga depresi. 3. Tidak memiliki tujuan hidup Saat masih usia produktif, Anda mungkin masih semangat menjalani hari karena ada saja beragam aktivitas dan tujuan yang ingin dicapai. Namun, bagaimana jika sudah memasuki usia lanjut?. Tidak sedikit orang yang memasuki masa lansia merasa sudah kehilangan tujuan hidup. Apalagi jika anak-anaknya sudah bahagia dan memiliki keluarga masing-masing, pekerjaan yang dulu membuatnya sibuk, dan masih banyak lagi. Hal tersebut akan semakin membuatnya tak tahu arah dan tujuan hidup, terlebih jika pada usia senja sudah mulai memiliki banyak batasan fisik yang membuatnya tidak sebebas dahulu. 4. Takut dengan kematian Tahukah Anda bahwa banyak lansia yang merasa takut dan khawatir dengan apa yang akan menimpanya pada masa yang akan datang? Ya, tidak sedikit dari para lansia yang takut akan kematian dan cemas dengan adanya masalah finansial atau kesehatan. Terlalu fokus dengan rasa takut, hanya membuat para lansia semakin sulit merasa bahagia dengan kondisinya. 5. Kehilangan orang terdekat Semakin bertambah usia lansia, semakin banyak pula teman, keluarga, hingga pasangan yang pergi meninggal dunia. Orang-orang yang dahulunya hidup dan berjuang bersamanya kini satu persatu telah tiada. Hal tersebut bisa memicu rasa kehilangan, kesepian, hingga depresi. Langkah-langkah yang bisa dilakukan lansia agar merasa bahagia Seiring dengan pertambahan usia, setiap orang tentu mengalami berbagai perubahan dalam hidup masing-masing. Begitu pula dengan lansia, mulai dari perubahan karir hingga berhenti kerja atau pensiun, anak-anak yang mulai dewasa dan satu per satu membangun keluarga sendiri, hingga kehilangan orang-orang tersayang. Bahkan, tidak sedikit lansia yang mulai mengalami berbagai kondisi kesehatan tertentu, hingga membutuhkan bantuan orang lain untuk melakukan berbagai hal yang sebelumnya ial lakukan sendiri. Nah, untuk bisa menjalani hidup dengan sehat dan bahagia, para lansia harus tahu bagaimana cara menghadapi dan menerima dengan sepenuh hati berbagai perubahan tersebut. Berikut hal-hal yang perlu dilakukan: 1. Memfokuskan diri pada hal yang bisa dilakukan Saat mengalami penurunan mobilitas, mengidap berbagai penyakit degeneratif, hingga menjadi orang yang tidak bisa hidup secara mandiri, lansia sering kali merasa