RADIOPENSIUNAN.COM
Direktur Kesehatan Usia Produktif dan Lanjut Usia, Ditjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes dr Nida Rohmawati, MPH mengatakan seiring meningkatnya usia harapan hidup menjadi rata-rata 74 tahun, maka jumlah orang lanjut usia (Lansia) di Indonesia juga akan semakin besar. Data tahun 2023 menunjukkan 11,75 persen atau sekitar 28 juta penduduk Indonesia adalah lansia. Jumlah tersebut akan terus bertambah. Pada tahun 2045, jumlah lansia diperkirakan mencapai 20 persen atau 50 juta dari total jumlah penduduk Indonesia.
Penduduk lansia di atas rata-rata nasional. Provinsi-provinsi tersebut adalah DI Yogyakarta (16,2 persen), Jawa Timur (15,57 persen), Jawa Tengah (15,05 persen), Bali (13,97 persen), Sulawesi Utara (13,7 persen), dan Sulawesi Selatan (11,97 persen).
Secara fisik dan psikologis, lansia mengalami berbagai perubahan, jasmani dan rohani, dalam kehidupan sehari – harinya. Perubahan yang umum terjadi adalah penurunan kondisi fisik, berkurangnya aktivitas dan kegiatan yang akhirnya juga memicu perubahan secara psikologis dan mental.
Jumlah populasi yang cukup signifikan ini tentunya menjadi perhatian Pemerintah, serta pertimbangan dalam merumuskan kebijakan, peraturan dan undang – undang yang mendukung peningkatan kualitas hidup lansia. Pertambahan jumlah penduduk lansia yang cukup besar tersebut harus mulai dipersiapkan dari sekarang. Terutama terkait dengan kondisi kesehatannya. “Bagaimana usia lanjut kita tetap sehat,” tambah dr Nida.
Diakui, persoalan kesehatan para lansia masih menjadi problem serius di Indonesia. Karena berdasarkan data ternyata peningkatan usia harapan hidup tidak dibarengi dengan meningkatkan kualitas kesehatan lansia. “Dulu lansia menghabiskan masa tuanya rata-rata 8 tahun sakit. Sekarang diperkirakan 11 tahun. Ini kondisi yang memprihatinkan,” jelas dr Nida.
Menurut dr Nida, untuk menjadikan lansia tetap smart pada usianya yang sudah tua ada beberapa hal bisa dilakukan. Diantaranya adalah mendekatkan diri pada Tuha, pengaturan gizi/diet seimbang, pemeriksaan kesehatan secara teratur, memelihara kesehatan gigi dan mulut, memelihara kebersihan tubuh, melakukan aktivitas fisik, tidak meorkok, minuman keras dan Napza, mengembangkan hobi sesuai kemampuan, istirahat yang cukup dan melakukan kegiatan yang mengasah otak agar tidak cepat pikun.
Lebih lanjut dr Nida mengatakan layanan kesehatan untuk warga lansia tidak bisa diberlakukan seperti layanan kesehatan umumnya. Karena sebagian besar lansia memiliki problem kesehatan yang sangat kompleks, mulai dari keluhan penyakit dalam, otak, hingga gigi.
“Karena itu, dibutuhkan layanan getriatri secara khusus di rumah sakit maupun fasilitas layanan kesehatan lain, agar lansia bisa ditangani lebih baik dan nyaman,” jelasnya.
Sayangnya, dari 3000-an rumah sakit yang ada di Indonesia, baru sekitar 400 rumah sakit yang memiliki pusat layanan geriatric.
Pemerintah dengan Permenkes No 6 Tahun 2024, lanjut dr Dini, mengatur standar pelayanan minimal bidang kesehatan bagi warga lansia yang mencakup edukasi perilaku hidup bersih dan sehat, serta skrining faktor risiko seperti pengukuran tekanan darah, gula darah, dan lainnya dimana hasil skrining akan ditindaklanjuti dengan pemeriksaan lanjutan atau melakukan rujukan atau memberikan penyuluhan kesehatan yang sesuai.
Dalam menjaga kesehatannya, kata Anita Hutagalung, Ketua Umum Perkumpulan Warga Tulang Sehat Indonesia – PERWATUSI, penting bagi seorang lansia untuk juga memiliki gaya hidup yang aktif, dalam hal ini, berolah raga secara rutin dan teratur. Salah satu kondisi kesehatan dengan prevalensi tinggi pada lansia adalah osteoporosis, terutama paling sering terjadi pada wanita.
Data Kemenkes RI mencatat prevalensi osteoporosis di Indonesia adalah 23% pada Wanita usia 50 – 80 tahun dan lebih dari dua kali lipat, yaitu 53% pada wanita berusia 80 tahun ke atas. “Tulang yang sehat adalah harta yang berharga, terutama bagi kaum lansia.
“Kami di Perwatusi memiliki visi untuk Indonesia melawan osteoporosis. Bagi warga lansia, kami merancang program senam yang dapat dilakukan dengan mudah oleh para warga lansia dari rumah,” katanya.
Senior Expo 2024
Jumlah populasi lansia yang cukup signifikan ini tentunya menimbulkan segmen tersendiri baik dari segi akses pada pelayanan kesehatan, nutrisi, olah raga, serta berbagai produk dan layanan yang menunjang peningkatan kualitas hidup kaum lansia.
“Sebagai sebuah kegiatan pameran yang menghadirkan produk dan layanan khusus bagi kesehatan dan kebugaran lansia, SENIOR EXPO diselenggarakan sebagai wadah bagi industri untuk memperkenalkan produk dan layanannya, untuk berinteraksi dengan buyers dan users, warga lansia, keluarganya dan caregivernya. Peluang untuk bertemu langsung dengan users juga menjadi hal yang penting bagi industri untuk mendapatkan feedback langsung mengenai produk dan layanannya dari users,” kata Teddy Halim, Direktur PT Media Artha Sentosa, penyelenggara SENIOR EXPO.
Berbagai aktivitas juga diadakan saat SENIOR EXPO dimana para pengunjung akan dapat berpartisipasi, seperti skrining kesehatan, yoga bersama, senam osteoporosis, try out berbagai produk rehabilitasi medis dan lainnya. SENIOR EXPO dirancang untuk memberikan manfaat bagi seluruh pemangku kepentingan.”
“Kami juga meluncurkan 2 hal baru di SENIOR EXPO 2024 yakni disability & rehabilitation expo, yang membawa produk dan layanan bagi penyandang disabilitas, dan gerakan #kerenpakaitongkat – yang bertujuan untuk menyemangati warga lansia untuk tidak enggan atau malu untuk menggunakan tongkat. Semua kegiatan dan program ini kami dedikasikan bagi kualitas hidup yang lebih baik, untuk lansia, penyandang disabilitas, dan pasien dengan mobilitas terbatas,” lanjut Teddy Halim.
SENIOR EXPO akan diselenggarakan pada tanggal 21 – 23 November 2024 di Jakarta International Expo, Kemayoran. Tahun ini, SENIOR EXPO akan memasuki edisi kedua dan didukung oleh Alzheimer’s Indonesia – ALZI, Asosiasi Senior Living Indonesia – ASLI, Asosiasi Toilet Indonesia – ATI, Himpunan Desainer Interior Indonesia – HDII, Ikatan Fisioterapi Indonesia – IFI, Indonesia Sports Medicine Centre – ISMC, Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia – PDGKI, Perkumpulan Disiplin Herbal Medik Indonesia – PDHMI, Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga – PDSKO, Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi – PERDOSRI Jaya, Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia – PERGEMI, dan Perkumpulan Warga Tulang Sehat Indonesia – PERWATUSI