RADIOPENSIUNAN.COM
Ketika seseorang ditanya, apakah sudah makan siang, kemudian dijawab dengan, saya suka Marilyn Monroe. Yang bertanya atau teman sekitarnya yang mendengar dialog tadi menduga, 90% orang tersebut budeg alias ada gangguan pada pendengarannya.
Problem pendengaran pada masyarakat dunia termasuk Asia dan Indonesia tidak bisa dianggap remeh. Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bisa membuat orang melongo alias terbengong-bengong, yaitu lebih dari 1,5 miliar orang terganggu pendengarannya. Berarti hampir 20% dari populasi global mengalami gangguan pendengaran alias budeg. Setengahnya, masih menurut WHO, berada di Asia Tenggara termasuk Indonesia. Untuk Indonesia yang menduduki tempat ke-4 setelah Sri Lanka, Myanmar dan India, prevalensi ketulian cukup tinggi yaitu 4,6 %. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menemukan, prevalensi gangguan pendengaran pada anak usia 5 tahun sebesar 2,6 persen atau bisa diartikan, setiap 100 anak, ada dua sampai tiga anak yang mengalami gangguan pendengaran.
Yang membuat masyarakat banyak harus waspada adalah jika urusan pendengaran ini tidak segera diatasi WHO memperkirakan, tahun 2030 diperkirakan sebanyak 630 juta orang mengalami gangguan pendengaran total. Dapat meningkat serius tahun 2050 mencapai 900 juta orang budeg. Faktor yang mempengaruhi peningkatan angka orang terganggu pendengarannya di seluruh dunia, antara lain, karena meningkatnya populasi global dan meningkatnya proporsi populasi lanjut usia.
Ketika Radio Pensiunan berbincang dengan Aria Eben Wibowo dari PT Alat Bantu Dengar Indonesia (ABDI), bergerak dibidang alat bantu dengar, gangguan pendengaran, memang, tidak mengenal usia dan dapat dialami sejak lama tanpa disadari. Tetapi sering butuh waktu 10 – 15 tahun sejak gangguan mulai terjadi sampai seseorang benar-benar menyadari, ternyata, dirinya mengalami masalah pendengaran. Ketika itulah seseorang baru mencari bantuan.
Banyak faktor penyebab terjadinya gangguan pendengaran pada seseorang. Faktor genetik atau turunan, kemudian infeksi intrauterin seperti rubella, cytomegalovirus (CMV) dan virus herpes simpleks tipe 1 dan 2 dapat menyebabkan gangguan pendengaran. Polusi suara atau kebisingan menyumbang cukup banyak dalam urusan gangguan pendengaran seseorang termasuk ada juga efek obat-obatan dan sebagainya. Usia bertambah tua seseorang cenderung pendengarannya juga datrapt berkurang.
“Saat pendengaran menurun secara bertahap maka berdampak seseorang menjadi kurang menyadari suara yang ada di sekitarnya. Ini banyak tidak disadari seseorang dalam waktu lama sampai tahap betul-betul kesulitan mendengarkan, seperti musiik atau percakapan lawan bicara. Selama periode menurunnya fungsi pendengaran secara bertahap, otak akan kekurangan kemampuannya untuk mengolah masukan akustik dari lingkungan, yang menjadikan fungsi pendengaran seseorang kurang efisien,” kata Eben yang sudah bertahun-tahun mencermati problem pendengaran banyak orang.
Tidak Bisa Asal Beli
Lebih lanjut, Eben berceritera, tentang PT. ABDI yang berupaya menghentikan atau bahkan membalikkan proses problem pendengaran seseorang dengan memulihkan kemampuan pendengarannya semaksimal mungkin. Sebagai bagian dari pemeriksaan pendengaran atau sesuai permintaan dari dokter, perusahaannya dapat melakukan beragam pemeriksaan audiologis secara subjektif dan objektif untuk orang dewasa dan anak-anak.
“Alat bantu dengar memiliki peran utama dalam perawatan pendengaran. Tanggung jawab utama kami membantu menemukan solusi pendengaran yang tepat untuk yang membutuhkan. Semua perangkat yang kami sediakan merupakan perangkat berbasis digital yang dilengkapi dengan berbagai aplikasi dan fungsi untuk memberikan kemampuan pendengaran yang terbaik. Agar setiap pasien mendapatkan manfaat terbaik maka kami menggunakan prosedur yang canggih bersama dengan hasil pengujian setiap orang untuk menyesuaikan perangkat pendengaran mereka. Kami juga terus menyempurnakan perangkat pendengaran pengguna produk ABDI seiring dengan kemampuan pendengaran mereka yang beradaptasi dan berkembang,” Eben menjelaskan terkait kepedulian perusahaanya yang terhadap kenyamanan produk yang dipakai konsumen.
Tentang cerita bahwa ada pengguna alat bantu dengar yang justru merasa tidak nyaman karena berisik sehingga terganggu, Eben menjelaskan karena asal beli. Banyak orang merasa pendengarannya terganggu kemudian membeli sembarang alat bantu dengar akibatnya tidak cocok. Padahal, menurut Eben seperti dilakukan oleh ABDI, setiap calon pengguna harus melakukan konseling terlebih dahulu untuk mengetahui seberapa besar tingkat gangguan yang dialami calon pengguna. Hal ini untuk mencocokan ukuran atau jenis yang layak dipakai sesuai dengan kebutuhan. Asal beli alat bantu dengar tanpa terlebih dahulu mengetahui kondisi calon pengguna akan berdampak negatif.
“Alat bantu dengar yang tepat untuk Anda bergantung pada hasil pemeriksaan atau rekomendasi audiologi, kebutuhan calon pengguna, serta fitur teknologi pilihannya. Rekomendasi audiologi tergantung pada tingkat dan konfigurasi dari ukuran gangguan pendengaran dan sensitivitas pengguna terhadap kebisingan. Hasil pemeriksaan audilogi ini akan memberikan rekomendasi alat bantu dengar dengan tingkat teknologi terendah yang dibutuhkan, belum mempertimbangkan keinginan serta permintaan khusus pengguna. Untuk semua itu ada pilihan model termasuk, ukuran dan warna berbeda agar alat bantu dengar yang digunakan tidak terlalu terlihat,” kata Eben.
Berbagai Model
Alat bantu dengar produk ABDI tersedia dalam pilihan khusus untuk memperbaiki pendengaran mereka yang mengalami gangguan pendengaran, terutama di tengah kebisingan atau agar alat yanga terhubung melalui bluetooth tanpa kabel. Teknologi bluetooth membantu pengguna mengontrol, menyelaraskan suara, mengatur alat, serta mengatur suara secara langsung ke alat bantu dengar yang dipakai seseorang.
Pada kesempatan perayaan Ulang Tahun Radio Pensiunan ke-2 di Megantara Edupark tanggal 19 Februari 2025 maka PT ABDI akan menempatkan laboratorium bergerak yang dapat dimanfaatkan masyarakat Pendengar Radio Pensiunan untuk mengetahui kodisi pendengarannya. Gratis alias tidak dipungut bayaran. Apakah Sahabat Radio Pensiunan sering menyanyi karaoke kemudian mendengar hasil rekamannya tidak singkron antara musik dengan mengucapkan syair? Kalau benar begitu datanglah ke acara Ultah Radio Pensiunan gunakan kesempatan periksa gratis dari PT. ABDI.***