RADIOPENSIUNAN.COM
Usia lanjut terkadang bukan menjadi halangan bagi seseorang untuk menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan. Bahkan, puasa sebenarnya memberikan banyak manfaat bagi kesehatan tubuh. Namun, lansia cenderung memiliki daya tahan tubuh yang lebih lemah, sehingga dikhawatirkan mudah merasa lemas saat menjalani puasa. Lantas, apakah puasa untuk lansia aman?
Mari simak ulasan mengenai aman atau tidaknya puasa bagi lansia sekaligus beberapa tips puasa untuk lansia di bawah ini.
Apakah Aman bagi Lansia untuk Berpuasa?
Pada dasarnya, ketentuan mengenai aman atau tidaknya puasa bagi lansia tergantung dari kondisi kesehatannya masing-masing. Karenanya, akan lebih baik bila keputusan mengenai puasa atau tidak puasa bagi lansia dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.
Bila dilihat dari sisi medis, sebenarnya lansia yang memiliki satu atau lebih masalah kesehatan tertentu, seperti penyakit jantung, diabetes, masalah pencernaan, atau penyakit kronis lainnya, tidak disarankan untuk berpuasa.
Namun, bagi lansia yang merasa sanggup berpuasa serta tidak mengeluhkan penyakit apa pun, maka diperbolehkan puasa asal menerapkan pola makan yang sehat dan bergizi seimbang selama berpuasa.
Adapun beberapa manfaat puasa bagi kesehatan lansia adalah sebagai berikut:
Mengurangi risiko penyakit Alzheimer, bila disertai dengan diet seimbang dan olahraga yang teratur.
Mengurangi risiko penyakit jantung.
Mengatasi masalah berat badan. Puasa dapat membantu menurunkan berat badan pada lansia dengan obesitas atau kelebihan berat badan.
Sementara itu, sejumlah risiko puasa untuk lansia, di antaranya adalah:
Perubahan waktu minum obat, sehingga tidak disarankan bagi lansia yang sedang aktif menjalani pengobatan untuk penyakit tertentu.
Penurunan berat badan yang ekstrem.
Mudah sakit akibat perubahan pola makan, pola tidur, serta aktivitas lainnya.
Berisiko mengalami hipoglikemia atau kadar gula darah rendah bagi para lansia dengan penyakit diabetes.
Tips Puasa untuk Lansia
Mengingat bahwa daya tahan tubuh lansia lebih rendah jika dibandingkan dengan orang-orang yang berusia produktif, maka lansia memerlukan perhatian khusus saat puasa. Bila dokter sudah memperbolehkan berpuasa atau kondisi lansia memungkinkan guna menjalani puasa selama bulan Ramadan, berikut adalah beberapa tips puasa untuk lansia yang perlu diperhatikan dan sebaiknya diterapkan.
1. Mempertimbangkan Kondisi Kesehatan
Tips puasa untuk lansia yang pertama adalah mempertimbangkan kondisi kesehatan tubuhnya. Jadi, sebelum menjalani puasa, sebaiknya lansia melakukan pemeriksaan diri ke dokter guna memastikan kondisi kesehatannya secara keseluruhan. Upaya ini penting dilakukan, utamanya pada lansia yang memiliki riwayat penyakit tertentu, sebagai langkah untuk menghindari masalah kesehatan, kekambuhan, atau komplikasi selama berpuasa.
2. Jangan Lewatkan Sahur
Tidak melewatkan makan saat sahur juga menjadi salah satu tips puasa untuk lansia. Makan di waktu sahur dapat memberikan energi bagi lansia supaya bisa menahan lapar dalam beberapa jam ke depan. Makan sahur juga bermanfaat untuk membuat sel otak tetap aktif.
Saat sahur, lansia disarankan untuk memperbanyak asupan sayur, buah-buahan (alpukat, pisang, atau buah lain yang tinggi serat), dan protein guna mencegah sembelit dan memberikan efek kenyang lebih lama. Selain itu, hindari pula makanan atau minuman manis saat sahur karena justru bisa menyebabkan seseorang merasa mudah haus ketika sedang berpuasa.
3. Menghindari Gorengan dan Air Es
Secara umum, lansia disarankan untuk membatasi konsumsi gorengan atau makanan yang digoreng karena dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner dan hipertensi. Selain itu, lansia juga tidak dianjurkan minum es untuk buka puasa karena bisa memicu rasa kenyang lebih cepat dan dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti mual, diare, dan perut kembung.
Akibatnya, asupan gizi yang seharusnya didapatkan dari makanan utama juga tidak dapat diperoleh secara maksimal.
4. Tidur yang Cukup
Tips puasa untuk lansia berikutnya adalah tidur yang cukup. Bila ingin kondisi tubuh tetap fit selama berpuasa, usahakan lansia mendapatkan waktu tidur yang cukup, setidaknya 7–9 jam setiap harinya. Namun, mengingat bahwa ada aktivitas salat Tarawih dan sahur selama bulan puasa, penting untuk mengatur kembali pola tidur lansia supaya tidak kekurangan waktu tidur.
5. Mencukupi Kebutuhan Cairan Tubuh
Sebagai informasi, cairan di dalam tubuh lansia lebih cepat berkurang, sehingga mudah merasa haus dan lelah. Untuk itu, perlu dipastikan bahwa lansia mendapatkan asupan cairan yang cukup selama berbuka hingga sahur untuk menghindari risiko dehidrasi saat puasa.
Untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh, usahakan untuk minum 8–10 gelas air per hari. Hal ini bisa dilakukan secara bertahap saat berbuka dan sahur. Tidak disarankan untuk mengonsumsi minuman berkafein, baik teh atau kopi, saat sahur karena dapat menyebabkan mudah haus di siang hari, serta meningkatkan frekuensi buang air kecil sehingga risiko dehidrasi meningkat.
6. Mengonsumsi Makanan Sehat dan Bergizi Seimbang
Salah satu syarat bagi lansia yang ingin menjalani puasa adalah memperhatikan asupan makanan dan minuman saat berbuka maupun sahur. Makanan sehat untuk lansia harus dilengkapi dengan gizi seimbang. Sebaiknya, hindari asupan makanan yang cepat dicerna, seperti makanan yang mengandung gula.
Bila ingin makan makanan manis, lansia disarankan mengonsumsi kurma saat buka puasa. Pasalnya, kurma bukan hanya mengandung gula, tetapi juga serat, karbohidrat, magnesium, dan kalium. Perbanyak juga jenis buah-buahan lain, seperti pisang.
7. Olahraga dan Menjaga Stamina
Apabila memungkinkan, tidak ada salahnya mengajak lansia melakukan olahraga ringan meski sedang berpuasa. Rekomendasi olahraga ringan untuk lansia adalah berjalan kaki, melakukan peregangan tubuh, dan lain-lain. Jangan khawatir, jika dilakukan di waktu yang tepat, olahraga justru bisa menambah kebugaran tubuh selama berpuasa.