
RADIOPENSIUNAN.COM
STARCO, nama benda pengirim pesan tertulis ini sangat populer di era tahun 90an. Orang menyebutnya pager atau penyeranta. Mereka yang pernah punya alat ini pastinya sudah pensiun dan sehari-harinya mendengarkan siaran Radio Pensiunan. Kalau belum pensiun berarti telat punya alat ini.
Starco adalah merek dagang dari PT Motorollain Corporation dan dianggap sebagai salah satu pionir sistem komunikasi di Indonesia. Selain Starco juga ada merek lain, seperti Skytel, Starpage dan Indolink tetapi Starco paling populer dan memiliki pelanggan paling banyak. Era 90-an pelanggan Starco terus meningkat drastis dari 24.000 pada tahun 1992 menjadi 800.000 pada tahun 1997.
Pendeknya, era itu, serasa gaya jika di pinggangnya menempel sarung kulit dengan benda sebesar tempe bacem di dalamnya. Sebab tidak semua orang bisa memiliki Starco, meskipun ingin punya. Harganya untuk sebagian orang relatif mahal, apalagi yang slim. Begitu suara terdengar tit, tit,tit maka si empunya benda ini langsung mengeluarkan dari sarungnya dan membaca pesan yang ada di layarnya.
Ada yang setelah membaca pesan dari pager kemudian senyam senyum, barangkali sang pacar ajak kencan nanti malam. Ada yang menggerutu karena mendapat tugas dan bergegas pergi, seperti, antara lain, wartawan foto karena ada kegiatan mendadak berkejaran dengan waktu. Ada juga yang langsung pergi ke boks telepon umum menelpon si pengirim pesan. Macam-macam reaksi, termasuk ada yang seketika menangis meraung-raung karena kerabat tercintanya, wafat.
Pada era belum ada pesawat telepon genggam maka alat pager ini sangat membantu banyak orang. Jangankan telepon genggam (HP) pesawat telepon rumah dari Telkom pun tidak semua rumah punya. Sangat sulit, mahal dan selalu dijawab petugas telkom sebagai penyedia alat telepon rumah atau kantor, belum ada jaringan disarankan enam bulan lagi datang. Enam bulan lagi datang juga jawabannya copy paste sampai akhirnya berhamburan telepon genggam.
Ketika muncul pesawat telepon genggam dominasi pager tergerus dengan amat cepat kemudian hilang tanpa pamit dari pelanggan. Sebab pelanggan atau pengguna pager mulai menggunakan HP untuk berkirim pesan yang mirip pada pager, yaitu short message service atau yang lebih dikenal dengan SMS. Lewat SMS menggunakan HP orang bisa melakukan komunikasi dua arah. Pelanggan pager, starko dan sejenisnya, tidak lagi membayar biaya langganan, mereka meletakan begitu saja pesawat di laci, tentu saja, pesawat tersebut mati.
Kini pager, khususnya starco, menjadi kenangan indah Pendengar Radio Pensiunan. Banyak yang tersenyum ketika mengenang benda yang luar biasa pada era itu.*** ( Eddy Koko )