RADIO PENSIUNAN.COM
Umat Islam di Indonesia secara keseluruhan dan di beberapa negara lain merayakan Idul Fitri 1446 H atau Lebaran pada Senin (31/3/2025). Sejumlah negara Arab lainnya malah sudah lebih dulu merayakan Hari Kemenangan itu setelah menjalani ibadah puasa Ramadan.
Dari mana cerita awalnya perayaan Idul Fitri di dunia Islam?
Dalam kitab “Rislah fil Aqaid fil Aqaid” dan kitab “As-Sinanul Kubra”, secara terpisah Hadratusyekh Muhammad Hasyim Asy’ari dan Imam Al-Baihaqi menjelaskan bahwa perayaan Idul Fitri bermula dari dua hari yang biasa dirayakan oleh kaum jahiliyah, yaitu Nairuz dan Marjaan dengan berpesta, meminum minuman keras dan menari.
Selepas kemenangan kaum muslimin dalam Perang Badar pada tahun kedua Hiriyah dan turunnya kewajiban berpuasa di bulan Ramadan, Rasulullah kemudian menggantikan dua hari besar itu dengan perayaan Idul Fitri dan Idul Adha.
Momen itu terjadi saat Rasulullah datang ke Madinah. Beliau bersabda; “Kalian memiliki dua hari yang biasa digunakan bermain, sesungguhnya Allah telah mengganti dua hari itu dengan hari yang lebih baik, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha”. (HR Abu Dawud dan An-Nasa’i).
Maka jadilah perayaan Idul Fitri pertama kali dilakukan pada tahun 624 Masehi atau tahun ke-2 Hijriyah. Perayaan ini dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW bersama para sahabat dan kerabatnya.
Sejatinya, perayaan Idul Fitri tidak hanya sebatas peristiwa seremonial dimana kita merayakan kemenangan setelah berhasil menahan lapar dan dahaga selama bulan Ramadan, namun itulah momen dimana Allah SWT memberikan ganjaran ampunan kepada hambanya yang taat menjalankan perintah puasa Ramadan.
Tradisi Idul Fitri di Indonesia
Budayawan Dr. Umar Khayam mengutip buku tulisan Arif Yosodipuro berjudul “Buku Pintar Khatib dan Khotbah”, mengungkapkan bahwa tradisi Lebaran merupakan akulturasi dari budaya Jawa dan Islam.
Dua budaya tersebut digabungkan para ulama ulama demi menjaga kerukunan dan kesejahteraan masyarakat. Tradisi tersebut kemudian meluas ke seluruh Indonesia dan melibatkan pemeluk agama yang lain.
Berbeda dengan perayaan Idul Fitri di negara-negara Islam Timur Tengah, selepas sholat Idul Fitri, masyarakat Indonesia terbiasa saling berjabat tangan dan meminta maaf, tanda segala sesuatunya kembali lagi ke angka nol.
Perayaan Hari Raya Lebaran di Indonesia juga ditandai dengan tradisi mudik, sungkem kepada orang yang lebih tua, dan halal bi halal sebagai media silaturahmi dengan orang lain dalam jumlah besar.
Selain itu, masih kuat kebiasaan berkirim pesan Lebaran (lewat kartu atau aplikasi pesan modern dan menggunakan media sosial), menyantap makanan khas Lebaran (ketupat, opor ayam, dan beragam penganan) serta berbagi tunjangan hari raya (THR) kepada karyawan, orang dewasa dan anak-anak kecil. (A3)