
RADIOPENSIUNAN.COM
Seiring dengan meningkatnya populasi lansia, maka meningkat pula prevalensi kondisi gagal jantung. Gagal jantung terjadi ketika jantung tidak dapat memompa darah secara efisien, dan prevalensinya meningkat pada seseorang seiring bertambahnya usia—bertambah dua kali lipat seiring bertambahnya usia satu dekade.
Dikutip dari family.abbott, Mengingat bahaya yang ditimbulkan oleh kegagalan jantung terutama pada lansia, melalui artikel ini mari telusuri lebih dalam untuk mengetahui gejala, penyebab, dan strategi penanganannya pada lansia. Tujuannya adalah untuk menekankan pentingnya memahami dan secara efektif mengatasi kondisi pada lansia ini.”
Definisi Gagal Jantung pada Lansia
Gagal jantung adalah masalah kesehatan yang rumit dimana jantung tidak memompa darah sebagaimana mestinya. Hal ini dapat terjadi jika otot jantung tidak cukup kuat (menyebabkan ejeksi darah lebih rendah, yang disebut gagal jantung sistolik) atau jika jantung tidak dapat berelaksasi dengan baik untuk membiarkan darah masuk (mengakibatkan diastolik gagal jantung atau gagal jantung dengan ejeksi normal).
Dalam kedua situasi tersebut, organ dan jaringan tubuh kemungkinan tidak mendapatkan jumlah darah yang dibutuhkan, sehingga sulit berfungsi dengan baik.
Prevalensi gagal jantung meningkat seiring bertambahnya usia, umumnya menyerang sekitar 10,5% individu berusia 65 tahun ke atas, dan sekitar 20% populasi berusia 75 tahun ke atas. Selain itu, gagal jantung merupakan penyebab utama lansia dirawat di rumah sakit, hal ini menunjukkan prevalensi dan dampaknya pada kelompok usia ini. Gejala umumnya termasuk kesulitan berolahraga, retensi cairan, edema, dan sumbatan visceral, yang menyebabkan seringnya rawat inap, penurunan kualitas hidup, dan penurunan harapan hidup.
Gejala Gagal Jantung pada Lansia
Gejala gagal jantung pada lansia dapat sangat bervariasi, sehingga memahami tanda dan gejala awal penyakit jantung sangat penting sekaligus menantang karena adanya penyakit lain yang biasanya menyertai sehingga gejala yang timbul pun menjadi tidak khas. Keluhan umum termasuk kelelahan—sering juga terkait dengan usia—, yang berhubungan dengan curah jantung rendah, hipoperfusi perifer, dan penurunan kondisi otot rangka.
Pasien lanjut usia biasanya menunjukkan gejala utama seperti dispnea saat aktivitas, ortopnea, edema ekstremitas bawah, dan berkurangnya kemampuan berolahraga, meskipun gejala ini sulit diinterpretasikan karena faktor silang lainnya seperti obesitas dan jenis kelamin.
Selain itu, seiring bertambahnya usia penderita, terutama setelah usia 80 tahun, gejala umum seperti kebingungan, penurunan memori, mudah tersinggung, kelelahan, anoreksia, dan penurunan tingkat aktivitas secara bertahap menjadi lebih umum. Selain itu, masalah pencernaan seperti mual, muntah, sembelit, atau diare sering terjadi dan ditambah dengan anoreksia dapat menyebabkan kaheksia.
Penyebab dan Faktor Risiko Gagal Jantung Pada Lansia
Setelah mengenali gejala gagal jantung pada lansia, penting juga untuk memahami penyebab penyakit jantung pada lansia dan faktor risikonya agar dapat memahami permulaan dan perkembangannya dengan lebih baik. Mengenali elemen-elemen ini sangat penting untuk pencegahan, diagnosis gagal jantung, dan penanganan yang tepat dari kegagalan jantung pada orang dewasa lanjut usia.
1. Penyakit Aterosklerotik Koroner
Penyebab utama gagal jantung pada lansia, ditandai dengan penumpukan kolesterol dan timbunan lemak di arteri jantung, sehingga membatasi aliran darah ke otot jantung.
2. Hipertensi Arteri
Peningkatan tekanan darah membuat jantung bekerja lebih keras untuk mengedarkan darah, yang pada akhirnya menyebabkan pembesaran dan pelemahan jantung, yang berpuncak pada gagal jantung.
3. Usia
Sebagai faktor risiko yang signifikan, kemungkinan terjadinya gagal jantung meningkat seiring bertambahnya usia, terutama setelah infark miokard akut.
4. Faktor Risiko Lainnya:
- Aritmia, endokrinopati, kondisi infiltratif, kardiomiopati idiopatik dan dilatasi, infeksi, dan penyalahgunaan alkohol juga merupakan penyebab umum di negara berkembang.
- Faktor yang berhubungan dengan gaya hidup seperti merokok, obesitas, penyalahgunaan alkohol atau obat-obatan juga berkontribusi terhadap peningkatan risiko.
- Kondisi seperti Diabetes Tipe 2, Sindrom Metabolik, dan masalah tiroid hiperaktif juga meningkatkan risiko gagal jantung.
2 Cara Mengatasi Gagal Jantung pada Lansia
Untuk mengatasi gagal jantung pada lansia secara efektif, pendekatan menyeluruh sangat penting. Hal ini melibatkan integrasi perubahan gaya hidup dan pengobatan tertentu yang tidak hanya meringankan gejala tetapi juga meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan bagi individu lanjut usia yang menghadapi gagal jantung.
1. Tindakan Non-Farmakologis
Menerapkan pola makan sehat, berhenti merokok, meningkatkan aktivitas fisik, dan imunisasi. Perhatian khusus diberikan pada pembatasan diet natrium, penurunan berat badan, dan perawatan nutrisi untuk pasien kaheksia.
2. Farmakoterapi:
- Diuretik: Efektif dalam mengendalikan gejala gagal jantung seperti edema dan kongesti paru, dan juga meningkatkan kemampuan berolahraga.
- ACE Inhibitor: Terbukti mengurangi angka kematian dan memperbaiki gejala, meskipun dosisnya harus diperhatikan pada pasien lanjut usia.
- Digitalis & Senyawa Terkait: Efektif dalam pengendalian gejala dan peningkatan kebugaran dan kemampuan berolahraga.
- Beta-Blocker: Terbukti memperbaiki gejala dan fungsi ventrikel kiri, dengan manajemen dosis yang cermat diperlukan untuk pasien lanjut usia.
- Peralatan & Operasi Medis: Ini termasuk penggunaan alat pacu jantung, defibrilator, alat bantu sirkulasi, dan dalam kasus yang parah, transplantasi jantung.
7 Tips Mencegah Gagal Jantung pada lansia
Menerapkan gaya hidup sehat jantung adalah tips utama untuk mencegah gagal jantung, bahkan bagi orang lanjut usia. Beberapa tips lain yang dapat dilakukan untuk mencegah gagal jantung, antara lain:
1. Tetap Aktif Secara Fisik
Berolahraga dengan intensitas sedang setidaknya 150 menit per minggu. Pilihlah aktivitas menyenangkan yang membuat tubuh terus bergerak, seperti berjalan kaki, menari, atau berkebun.
2. Berhenti Merokok
Merokok merupakan faktor risiko utama penyakit jantung. Berhenti merokok pada usia berapa pun dapat mengurangi risiko penyakit jantung, stroke, dan kanker.
3. Terapkan Pola Makan yang Menyehatkan Jantung
Pilihlah makanan yang rendah lemak jenuh, tambahan gula, dan garam sambil meningkatkan asupan buah-buahan, sayur-sayuran, dan biji-bijian.
4. Jaga Berat Badan Ideal
Pastikan asupan kalori seimbang dengan aktivitas fisik. Pertimbangkan pengendalian porsi sebagai pendekatan praktis.
5. Jangan Abaikan Penyakit Kronis
Kendalikan diabetes, tekanan darah tinggi, dan kolesterol tinggi dengan benar melalui obat-obatan dan penyesuaian gaya hidup jika diperlukan.
6. Tidur Cukup
Pastikan Anda mendapatkan tidur yang cukup setiap malam. Kekurangan tidur kronis dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Usahakan tidur selama 7-9 jam per malam.
7. Kelola Stres Secara Efektif
Lakukan aktivitas yang mengurangi stres untuk meningkatkan kesehatan fisik dan emosional.
Dengan beragam tips yang dapat dilakukan untuk mencegah peningkatan risiko gagal jantung pada lansia, salah satu yang utama adalah menerapkan pola makan yang menyehatkan jantung. Pola makan yang sehat untuk jantung ini meliputi asupan nutrisi yang bermanfaat dan mendukung bagi lansia.