RADIOPENSIUNAN.COMn
Mengapa Lansia Mudah Sakit Sendi?
nSecara umum, sendi dan tulang merupakan jaringan hidup yang ikut berubah seiring bertambahnya usia. Struktur tulang dapat berubah menjadi lebih rapuh. Sementara sendi lebih kaku.nnSendi menjadi ‘perantara’ bagi tulang-tulang. Supaya bisa bergerak optimal, tulang tidak langsung menyambung satu sama lain. Terdapat bantalan dari tulang rawan dan membran pada sendi, serta cairan pelumas yang memungkinkan sendi bergerak mulus.nnSakit sendi pada orang tua sering terjadi. Lebih dari 50% lansia 65 tahun mengalami nyeri sendi. Seiring bertambahnya usia, pergerakan sendi semakin berkurang fleksibilitasnya karena cairan pelumas ini berkurang pula.nnBantalan tulang rawan pada sendi pun semakin tipis. Sementara ligamen atau otot pada sendi semakin pendek dan tidak lagi elastis ketika seseorang semakin tua. Ini menyebabkan lansia rentan mengalami nyeri sendi.nnKebanyakan perubahan yang terjadi pada sendi lansia disebabkan kurangnya olahraga dan proses penuaan. Pergerakan pada sendi dan aktivitas fisik dapat membantu pelumas sendi terus bergerak. Ketika seseorang makin jarang bergerak, tulang rawan menyusut dan makin kaku, menyebabkan berkurangnya kapasitas sendi bergerak bebas.n
Adaptasi Gaya Hidup pada Orang Tua dengan Sakit Sendi
nMenangani sakit sendi para orang tua tidak hanya dengan obat, tapi perlu penyesuaian keseharian untuk mencegah timbulnya nyeri. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan:n
1. Berhenti Merokok
nJika Anda seorang perokok, segera berhenti ketika mengalami keluhan nyeri sendi. Konsumsi tembakau dikaitkan dengan meningkatnya risiko masalah kardiovaskular dan kanker. Ternyata merokok pun dapat memperburuk kondisi sendi.nnRokok memicu peradangan mudah terjadi. Kemudian proses pemulihan dari inflamasi ini melambat jika kebiasaan merokok tidak dihentikan. Akibatnya ketika perokok mengalami cidera berkaitan dengan sendi, nyeri akan semakin buruk.nnPada kasus penyempitan celah sendi (osteoarthritis), kebiasaan merokok bisa menyebabkan nyeri terasa lebih kuat dan terjadi lebih lama. Kondisi sendi dan tulang rawan pun bisa memburuk. Obat pereda nyeri terbukti tidak terlalu membantu meredakan keluhan jika Anda seorang perokok.n
2. Jaga Berat Badan
nSalah satu faktor utama penyebab nyeri sendi adalah kelebihan berat badan. Sendi memiliki kapasitas menahan gaya dengan besaran tertentu. Jika Anda masuk kategori kelebihan bobot, maka tekanan pada sendi makin besar.nnKetika tekanan pada sendi semakin besar, makin tinggi pula risiko sendi mengalami cidera dan kerusakan. Anda mungkin tidak menyadari stress pada sendi yang meningkat hingga akhirnya mulai merasakan nyeri.n
3. Olahraga
nRutin beraktivitas fisik dan berolahraga dapat mencegah nyeri yang timbul akibat tubuh semakin menua, termasuk masalah pada sendi. Anda yang memiliki masalah pada sendi bisa mengganti jenis olahraga jadi lebih ringan. Pilih jalan santai, berenang, atau bersepeda untuk mengurangi beban pada sendi.n
4. Hindari Minuman Tinggi Gula
nKonsumsi gula berlebih dapat memicu peradangan, serta menyebabkan kelebihan asupan kalori. Ini dapat menyebabkan kelebihan berat badan, menambah stress pada sendi, serta meningkatkan risiko rheumatoid arthritis.nnSebaiknya ganti minuman tinggi gula dengan air putih biasa. Tubuh terdiri dari sekitar 60% air, termasuk jaringan-jaringan pada sendi. Menjaga kecukupan cairan membantu pelumas sendi bekerja dengan baik. Bahkan cukup minum air putih pun bisa menurunkan intensitas nyeri sendi hingga 70%-80%.n
5. Pilih Makanan Sehat
nNyeri sendi dapat dicegah dan dikontrol dengan mengonsumsi makanan sehat. Perbanyak buah, sayur, dan makanan tanpa bahan pengawet untuk mengurangi risiko peradangan yang dapat memperburuk nyeri sendi.n
6. Cukup Tidur
nKurangnya tidur berkualitas dapat memperburuk nyeri sendi. Saat kurang tidur, risiko depresi meningkat, serta memperburuk nyeri. Ini disebabkan tubuh tidak mendapat waktu cukup memperbaiki diri yang biasanya dilakukan pada malam saat seseorang tertidur. Dampaknya, kemampuan tubuh memerangi gangguan kesehatan menurun, termasuk nyeri sendi.n
Adaptasi Lingkungan Orang Tua dengan Sakit Sendi
nMemastikan lingkungan aman dan nyaman untuk lansia juga termasuk cara untuk menangani sakit sendi pada orang tua. Hal-hal yang dapat dilakukan seperti:n
1. Penyesuaian Perabot dan Kondisi Rumah
nModifikasi rumah yang tepat untuk orang tua dengan sakit sendi bisa dikonsultasikan pada terapis. Perlu dievaluasi hal-hal yang mungkin terjadi pada pasien sakit sendi, misalnya kesulitan bangun dari tempat tidur. Mungkin perlu penyesuaian perabotan baru agar pasien lebih nyaman dan aman beraktivitas.n
2. Hemat Tenaga
nOrang tua dengan sakit sendi perlu menghemat tenaga dan mencegah kambuhnya nyeri. Hindari membungkuk terlalu sering atau berdiri terlalu lama, karena dapat membebani sendi.nnSiapkan kursi di tempat-tempat seperti wastafel, kurangi aktivitas yang mengharuskan pasien mengangkat sesuatu berbobot cukup berat. Posisikan barang-barang atau perabotan tidak terlalu rendah, sehingga pasien tidak perlu banyak membungkuk untuk meraih sesuatu.n
3. Lingkungan Aman dari Terpeleset
nNyeri sendi pada daerah kaki meningkatkan risiko terpeleset dan terjatuh. Hindari kondisi ini dengan menyiapkan karpet anti-slip di toilet, kamar, serta tangga. Pasang pegangan tambahan di area tangga atau tempat-tempat di mana pasien banyak mobilitas.n
4. Berikan Kemudahan
nMengalami nyeri sendi mungkin mengurangi kemampuan pasien beraktivitas, misalnya kesulitan mengiris buah, atau mengangkat barang berat meningkatkan risiko kambuhnya nyeri. Anda bisa menyiapkan barang-barang lebih ringan dan menyiapkan buah potong untuk pasien.