Artikel

Warta Pensiunan

Manfaat Puasa Bagi Penderita Asam Urat

RADIOPENSIUNAN.COM Berikut adalah beberapa manfaat puasa yang bisa dirasakan: Pengendalian Kadar Asam Urat Saat berpuasa, tubuh memiliki kesempatan untuk mengeluarkan kelebihan asam urat melalui urine. Dengan membatasi asupan makanan, kadar purin yang masuk ke dalam tubuh juga berkurang. Ini merupakan salah satu cara efektif untuk menjaga kesehatan, terutama bagi penderita asam urat. Dengan begitu, manfaat puasa akan lebih optimal. Detoksifikasi Tubuh Puasa juga membantu tubuh untuk melakukan detoksifikasi. Saat berpuasa, tubuh memiliki waktu untuk memperbaiki diri dan mengeluarkan racun yang dapat memicu peningkatan kadar asam urat. Perbaikan Metabolisme Puasa dapat berkontribusi terhadap perbaikan metabolisme tubuh. Dalam jangka panjang, ini bisa membantu mencegah terjadinya serangan asam urat yang berulang. Konsentrasi dan Kesehatan Mental Manfaat puasa tidak hanya fisik, tetapi juga mental. Saat berpuasa, banyak orang melaporkan peningkatan konsentrasi dan ketenangan pikiran. Kesehatan mental yang baik juga berkontribusi pada kesehatan fisik. Kadar Asam Urat yang Normal Kadar asam urat yang dianggap normal berkisar antara 3,5 hingga 7,2 mg/dL. Namun, ini bisa bervariasi tergantung pada beberapa faktor, seperti usia, jenis kelamin, dan gaya hidup. Bagi mereka yang telah didiagnosis dengan gout, penting untuk menjaga kadar asam urat di sekitar 6 mg/dL. Anjuran Makanan Saat Puasa Bagi Penderita Asam Urat Bagi penderita asam urat yang menjalani puasa, penting untuk memperhatikan jenis makanan yang dikonsumsi. Berikut beberapa tips dan anjuran makanan: Batasi Makanan Tinggi Purin Hindari makanan seperti udang, kepiting, daging merah, dan jeroan. Sebagai pengganti, pilihlah protein murni seperti putih telur atau protein nabati. Perbanyak Konsumsi Air Putih Air putih sangat penting saat berpuasa. Ini akan membantu mengeluarkan zat purin berlebih melalui urine dan mencegah dehidrasi. Pilih Karbohidrat yang Sehat Konsumsi karbohidrat kompleks, seperti nasi, ubi, dan roti, dapat membantu meningkatkan pengeluaran asam urat. Sebaliknya, kurangi karbohidrat sederhana yang dapat meningkatkan kadar asam urat. Sayur dan Buah Makanan yang kaya vitamin dan serat, seperti sayur dan buah, sangat dianjurkan. Ini akan membantu melancarkan pencernaan dan menjaga kesehatan tubuh. Kesimpulan Puasa tidak hanya memberikan banyak manfaat puasa untuk kesehatan secara umum, tetapi juga menawarkan keuntungan khusus bagi penderita asam urat. Namun, jika Anda merasa berpuasa justru akan memperburuk kondisi kesehatan Anda, penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan. Dengan begitu, Anda dapat menemukan solusi terbaik untuk kesehatan tubuh Anda. Ingat, kesehatan adalah investasi terbaik yang bisa Anda miliki.

Warta Pensiunan

Manfaat Puasa Bagi Penderita Diabetes

RADIOPENSIUNAN.COM Memasuki bulan suci ramadhan, tubuh harus melalui adaptasi mulai dari pola makan, pola tidur hingga pengaturan minum obat pada seseorang  yang menderita sebuah penyakit. Bagi tubuh orang yang sehat mungkin hampir tidak ditemukan masalah selama menjalani ibadah puasa. Tapi bagaimana jika seseorang yang menderita penyakit diabetes mellitus atau yang biasa kita kenal dengan sebutan kencing manis menjalani ibadah puasa? Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit kronis, dimana kadar gula darah didalam tubuh meningkat sehingga sistem metabolisme tubuh pun ikut terganggu. Tapi jangan khawatir, pengidap penyakit diabetes masih tetap berpuasa namun sebelumnya harus telah melakukan konsultasi ke dokter spesialis agar ibadah puasa yang dijalani berjalan dengan lancar dan kesehatan juga tetap terjaga. Dibalik beberapa tantangan pengidap diabetes saat menjalani ibadah puasa, ternyata ada beberapa manfaat yang dapat dirasakan bagi tubuh, antara lain : Kadar glukosa dalam darah menjadi stabil Selama berpuasa, pola makan seseorang menjadi lebih teratur. Kita dianjurkan sahur dan berbuka puasa tepat waktu sehingga jumlah asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh juga lebih teratur. Puasa juga membantu untuk mengatur peningkatan kadar glukosa dan insulin dalam tubuh. Menurunkan tekanan darah Saat berpuasa, tubuh akan mengurangi proses produksi hormon tertentu seperti hormon adrenalin yang menjadi penyebab naiknya kadar tekanan darah. Menurunkan kadar kolesterol.  Puasa juga bisa menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam tubuh. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh Saat seseorang menahan lapar saat berpuasa, tubuh secara otomatis akan mengaktifkan sistem “hemat energy”. Salah satu hal yang terjadi dalam mode ini adalah tubuh mendaur ulang sel-sel imun yang tidak perlukan lagi dalam tubuh. Terutama sel-sel dalam tubuh yang sudah rusak sehingga sistem kekebala tubuh diperbaharui kembali Menjaga kesehatan organ-organ tubuh Umumnya, tubuh menyimpan cadangan glukosa. Simpanan glukosa dalam hati atau glikon membutuhkan waktu 12 jam untuk siap digunakan. Jika seorang penderita diabetes berhenti makan dalam jangka waktu yang cukup panjang (berpuasa seharian penuh), maka tubuh akan membakar cadangan lemak sebagai pengganti glikogen. Proses pembakaran lemak mampu mengistirahatkan kerja hati dan pankreas. Nah, bila sahabat ragu untuk berpuasa dengan kondisi penderita diabetes, segera konsultasi rumah sakit agar mendapatkan penanganan sebelum menjadi kondisi yang lebih serius. Jangan lupa untuk selalu menjaga kebersihan lingungan sekitar. Salam sehat.

Warta Pensiunan

Menu Sehat Saat Sahur Untuk Lansia

RADIOPENSIUNAN.COM Di rumah Anda ada orangtua yang sudah lanjut usia (lansia) dan Anda bingung untuk menyediakan menu sahur? Jangan bingung, sejatinya hal itu tidak begitu merepotkan. Melansir berbagai sumber, terkadang memang muncul kegamangan untuk menyediakan menu bagi lansia. Ada kekhawatiran apakah menu itu sesuai apa tidak. Belum lagi, menu itu sehat atau tidak. Apalagi, jika ini berhubungan dengan sahur. Nah berikut beberapa rekomendasi menu ang pas untuk lansia: 1. Olahan Telur Telur merupakan sumber protein tinggi yang penting untuk mempertahankan massa otot dan menjaga kekuatan tubuh pada lansia. Telur rebus atau telur dadar menjadi menu pilihan sahur yang praktis dan kaya akan nutrisi. 2. Sayur Bening Sayur bening merupakan salah satu menu pilihan sahur yang sehat dan mengenyangkan. Selain itu, sayur bening memiliki rasa yang menyegarkan sehingga cocok dimakan untuk lansia. Beberapa menu sayur bening yang bisa dibuat diantaranya sayur sop, sayur bayam, atau sayur lainnya. Anda bisa menambahkan lauk seperti ayam atau tahu untuk tambahan protein dan nutrisi. 3. Sayur Lodeh Sayur lodeh adalah masakan khas Indonesia yang terbuat dari berbagai macam sayuran seperti kacang panjang, wortel, labi dan tempe, yang dimasak dalam santan dan bumbu rempah. Sayur lodeh mengandung serat, protein nabati, dan lemak sehat dari santan. Menu ini dipercaya cocok untuk lansia. 4. Tumis Sayuran dengan Tahu atau Tempe Tumis sayuran dengan tahu atau tempe adalah menu sahur yang praktis dan kaya akan protein nabati. Menu ini cocok dikonsumsi oleh lansia karena sehat dan enak. Pilihlah sayuran yang mudah dicerna seperti bayam, kubis, atau tomat, dan mengolahnya dengan tahu atau tempe untuk variasi rasa yang berbeda. 5. Smoothie Buah-Buahan Segar Agar tidak bosan dengan menu sahur, cobalah untuk membuat smoothie dari buah segar. Tidak hanya lezat dan mudah, smoothie dari buah memiliki banyak sekali nutrisi dalam satu sajian. Pilihlah buah yang lansia sukai seperti pisang, stroberi, atau mangga. Kemudian campurkan dengan yogurt rendah lemak atau susu almond. 6. Salad Sayuran Segar Salad sayuran segar merupakan pilihan sahur yang ringan dan menyegarkan. Anda dapat mencampurkan berbagai jenis sayuran seperti selada hijau, tomat, dan mentimun, dan menambahkan dressing rendah lemak untuk rasa yang lebih enak.*

Warta Pensiunan

Skrining dan Deteksi Dini Penyakit Ginjal

RADIOPENSIUNAN.COM Hai, Sahabat Pensiunan Penyakit ginjal menjadi salah satu masalah kesehatan serius yang sering kali baru disadari ketika kondisinya sudah parah. Memperingati hari ginjal sedunia pada bulan maret ini ! Yuk, simak informasi tentang skrining dan deteksi dini penyakit ginjal di Ngobrol Pensiunan Sehat di Radio Pensiunan X RSUI. 📅 Hari/Tanggal: Selasa, 4 Maret 2025 ⏰ Waktu: 13.30 WIB 📻 Live di: www.radiopensiunan.com Interaktif WA 08-12345-99-214 Jangan lewatkan ya ! Ajak keluarga dan teman-teman untuk ikut mendengarkan. 😊🎧 RADIO PENSIUNAN PABRIKNYA KEBAHAGIAAN Cara mendengarkan download aplikasi play store https://bit.ly/3Hl3LLA app store https://bit.ly/41WvoUM Klik website radiopensiunan.com radiopensiunan.top Jumlah Pendengar Update Februari 2025 GOOGLE ANALYTICS 298.077 WEBSITE 18.448 Play Store 10.000 + APP STORE 342 Nilai Kepuasan 4,8 / 5 bintang WA Grup 400 Twitter 3.566 IG 563 FB Fans Page 359 FB Grup 1.011 YouTube Channel 501

Warta Pensiunan

Tai Chi Kan Kun di Radio Pensiunan

RADIOPENSIUNAN.COM Program Komunitas & Pensiunan untuk Edisi Senin 3 Maret 2025 Pukul 20.00 akan menampilkan Komunitas Tai Chi – Kan Kun. Tai Chi – Kan Kun adalah seni beladiri (kung fu) tai chi tradisional kuno, berasal dari aliran tai chi keluarga bangsawan Dinasti Manchuria. Tai Chi Kan Kun pada awalnya hanya diperuntukkan untuk internal kalangan keluarga keturunan bangsawan Dinasti Manchuria saja. Semenjak generasi Bp.Irwan Lay selaku guru besar (lao shi Tai Chi Kankun), mengingat manfaatnya bagi kesehatan yang sangat nyata, bahkan instan langsung bisa dirasakan perubahan untuk terapi berbagai keluhan penyakit. Maka, Tai Chi Kan Kun kisaran tahun 90′ an mulai dikembangkan dan diperuntukkan untuk kalangan masyarakat luas. Tai Chi Kan Kun di Indonesia pertama kali dikembangkan oleh Suhu Lay, ayah Bp.Irwan Lay. Cicit dari Pangeran terakhir dinasti Manchuria. Kongco dari papa Suhu Lay adalah Pangeran terakhir dari dinasti Manchuria. Simak perbincangan menariknya bersama Janan dari Komunitas Tai Chi Kan Kun dipandu Host Adji di Program Komunitas & Pensiunan. RADIO PENSIUNAN PABRIKNYA KEBAHAGIAAN Cara mendengarkan download aplikasi play store https://bit.ly/3Hl3LLA app store https://bit.ly/41WvoUM Klik website radiopensiunan.com radiopensiunan.top Jumlah Pendengar Update Februari 2025 GOOGLE ANALYTICS 298.077 WEBSITE 18.448 Play Store 10.000 + APP STORE 342 Nilai Kepuasan 4,8 / 5 bintang WA Grup 400 Twitter 3.566 IG 563 FB Fans Page 359 FB Grup 1.011 YouTube Channel 501

Warta Pensiunan

Waspada Presbikusis Saat Lansia

RADIOPENSIUNAN.COM Saat usia semakin menua, fungsi tubuh pun semakin menurun. Salah satu yang harus diwaspadai adalah presbikusis atau  kehilangan pendengaran saat usia tua. Dilansir dari Hopkins Medicine, presbikusis dialami oleh 1 dari 3 orang dewasa usia 65 hingga 74 tahun. Kehilangan pendengaran saat usia menua ini, terjadi secara perlahan. Bahkan beberapa orang tidak menyadari, saat daya pendengarannya lambat laun menghilang. Dampak dari kehilangan pendengaran ini adalah, tidak peka dengan suara tingkat tinggi, seperti dering telepon dan dering jam weker. Presbikusis umumnya terjadi saat pendengaran di dalam telingga tidak berfungsi dengan baik. Namun ada pula kasus kehilangan pendengaran di tengah telinga atau pada saraf-saraf menuju otak. Beberapa hal yang pemicu presbikusis adalah, eksposur telinga dengan suara keras dalam jangka panjang, rontoknya sel-sel rambut dalam telinga, faktor keturunan, penuaan, atau merokok. Namun juga ada beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan presbikusis atau kehilangan pendengaran saat usia tua, yaitu faktor kesehatan seperti infeksi, penyakit jantung, atau diabetes, dan efek samping dari pengobatan. Seperti penggunaan aspirin, kemoterapi, dan konsumsi antibiotik tertentu. Gejala presbikusis yang dialami oleh satu orang dengan orang lainnya, dapat berbeda-beda. Beberapa gejala umum yang biasa terjadi antara lain, pembicaraan orang lain terdengar seperti menggumam, kesulitan mendengar suara dengan volume tinggi, mengalami masalah untuk memahami pembicaraan, terutama saat ada suara bising di sekitar, dan telinga berdenging (tinnitus) pada salah satu atau kedua telinga. Jika Sahabat Pensiunan mengalami beberapa gejala di atas, maka anda harus mulai menjaga volume dalam batas aman saat menggunakan earphone atau headset. Anda juga harus menghindari suara-suara bising dan upayakan untuk mengurangi eksposur suara bising. Selain itu, anda juga harus menghentikan kebiasaan merokok, mengecek kesehatan tubuh secara rutin, terutama pada bagian telinga, dan tidak lupa menggunakan alat pelindung telinga seperti earplugs atau earmuff untuk mengurangi kerusakan pendengaran. Dan untuk mengetahui tingkat pendengaran Anda saat ini, datanglah ke dokter Spesialis Telinga, Hidung, dan Tenggorokan (THT) di rumah sakit terdekat, atau pemeriksaan pedengaran seperti yang dikelola PT ABDI (Alat Bantu Dengar Indonesia). Di sana, anda akan diminta untuk mendengarkan suara tertentu melalui headphone, dari satu telinga ke telinga lainnya. Jika Anda tidak dapat mendengar suara tertentu, maka ada kemungkinan Anda mengalami presbikusis. ( Shavna Dewati ) Sumber: https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/presbycusis

Warta Pensiunan

Beberapa Tips Puasa bagi Penderita Sakit Maag

RADIOPENSIUNAN.COM Ada banyak tips puasa bagi penderita sakit maag. Tips ini penting untuk diterapkan agar ibadah puasa yang Anda jalani tetap lancar, nyaman, dan tidak menimbulkan keluhan sakit maag. Sakit maag atau dispepsia adalah istilah untuk sejumlah gejala tidak nyaman pada perut bagian atas, seperti lambung perih, perut begah, kembung, dan sensasi terbakar di ulu hati. Beragam faktor bisa memicu kambuhnya sakit maag, termasuk pola makan tidak teratur, konsumsi makanan yang mengandung gas, dan stres. Berpuasa selama bulan Ramadan bisa terasa berat bagi penderita sakit maag yang kerap dianjurkan untuk tidak melewatkan waktu makan. Namun, bukan berarti penderita sakit maag tidak boleh berpuasa, ya. Beberapa Tips Puasa bagi Penderita Sakit Maag Agar bisa berpuasa dengan nyaman, lakukanlah berbagai tips puasa bagi penderita sakit maag berikut: 1. Makan secukupnya saat sahur dan berbuka Makan terlalu banyak dalam satu waktu dapat membuat lambung bekerja lebih keras. Hal ini dapat memicu munculnya keluhan, misalnya perut begah dan terasa penuh. Oleh dari itu, saat sahur dan berbuka, makanlah dengan perlahan dan dalam jumlah secukupnya. Hindari makan dalam jumlah yang banyak dalam satu waktu. Contohnya, saat berbuka awali dengan mengonsumsi makanan yang ringan dahulu, kemudian baru dilanjutkan dengan makan besar. Jika Anda masih lapar setelah berbuka, misalnya setelah salat tarawih, cukup konsumsi camilan ringan yang sehat, seperti kurma, pisang, granola, atau biskuit. 2. Jangan makan terburu-buru Selama menjalani ibadah puasa, kadang mungkin Anda terlambat bangun saat sahur. Namun ingat, jangan terburu-buru menghabiskan makanan. Selain itu, hindari makan sembari mengobrol. Kebiasaan makan terlalu cepat, apalagi sambil mengobrol, bisa membuat banyak udara masuk ke saluran cerna dan memicu sakit maag. Jadi, usahakanlah untuk bangun lebih pagi agar bisa bersantap sahur dengan tenang dan perlahan. 3. Hindari makanan pemicu sakit maag Sebisa mungkin hindari mengonsumsi makanan yang berpotensi memicu sakit maag, baik saat sahur maupun berbuka, misalnya makanan yang terlalu berlemak, makanan siap saji, seperti sosis dan pizza, acar, dan makanan yang terlalu asam. Demikian juga dengan minuman, pilihlah minuman yang tidak mengandung kafein dan soda untuk menghindari munculnya keluhan sakit maag. 4. Pilih menu makan yang tepat Saat berbuka dan sahur, pilihlah sajian yang cocok dikonsumsi penderita sakit maag, seperti nasi dan oatmeal. Jenis karbohidrat yang terkandung dalam makanan ini dapat mengurangi risiko munculnya keluhan maag karena dapat menyerap asam lambung berlebih. Selain itu, konsumsilah daging rendah lemak, seperti dada ayam dan ikan, serta buah yang tidak asam, seperti apel, pisang, dan pir. Penderita maag juga disarankan untuk memasak makanan dengan cara dipanggang, dikukus, atau direbus. 5. Hindari tidur setelah makan Setelah sahur, Anda mungkin masih mengantuk dan ingin kembali tidur. Namun, sebaiknya jangan langsung tidur setelah makan. Ini karena langsung tidur setelah makan bisa memicu sakit maag. Namun, bila rasa kantuk tidak tertahankan, Anda bisa tidur dengan posisi setengah duduk. Jadi, posisi kepala dan bahu tetap lebih tinggi daripada perut. Caranya adalah dengan menyangga kepala dan bahu dengan tumpukan bantal. Posisi ini dapat mencegah makanan kembali ke kerongkongan. 6. Kendalikan emosi Saat berpuasa, sebisa mungkin kendalikanlah emosi dan kelola stres dengan baik. Hal ini karena tujuan berpuasa bukan hanya untuk menahan rasa lapar, tetapi juga menahan hawa nafsu, seperti emosi marah dan sedih. Selain berpahala, ini juga dapat menurunkan risiko munculnya keluhan sakit maag. Caranya, beristirahatlah sejenak jika Anda lelah dan lakukan sejumlah teknik relaksasi, latihan pernapasan, atau yoga ketika Anda merasa stres. Bila keluhan masih juga muncul meski Anda telah menerapkan tips puasa bagi penderita sakit maag seperti yang telah dijelaskan di atas, sebaiknya Anda berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Warta Pensiunan

9 Tips Puasa Untuk Lansia

RADIOPENSIUNAN.COM Manfaat puasa sangat banyak untuk kesehatan, di antaranya adalah melancarkan sistem pencernaan dan menjaga metabolisme tubuh. Namun, para lansia sering mengalami kesulitan dalam berpuasa karena kondisi fisiknya sudah melemah. Karena daya tahan tubuh dan sistem metabolisme yang melambat, puasa pada lansia juga dikhawatirkan akan menurunkan kesehatan tubuh. Lantas, bolehkah lansia berpuasa? Simak penjelasannya di bawah ini. Bolehkah Lansia Berpuasa? Perlu diketahui bahwa aman atau tidaknya lansia berpuasa dapat dilihat dari kondisi kesehatan dari masing-masing orang. Kondisi ini dapat dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter. Jika dilihat dari sudut pandang medis, lansia memiliki lebih banyak masalah kesehatan tertentu, seperti diabetes, penyakit jantung, gangguan sistem pencernaan, dan penyakit kronis lainnya. Inilah sebabnya lansia tidak dianjurkan untuk berpuasa. Namun, lansia yang merasa sanggup dan tidak memiliki riwayat penyakit tertentu, maka diperbolehkan berpuasa dengan syarat mengonsumsi makanan gizi seimbang saat sahur dan waktu berbuka puasa. Puasa dapat memberikan manfaat bagi kesehatan lansia, seperti mengurangi risiko penyakit Alzheimer hingga mencegah penyakit jantung. Namun selain bermanfaat, ada juga beberapa risiko puasa bagi lansia yang perlu diperhatika, seperti adanya penurunan berat badan, berisiko alami penurunan gula darah, hingga perubahan pada pola tidur dan makan. Tips Puasa untuk Lansia Perlu diingat, lansia memiliki daya tahan tubuh lebih rendah dibandingkan dengan usia produktif. Jika dokter memperbolehkan puasa karena tidak ditemukan keluhan gejala penyakit, lansia membutuhkan perhatian khusus selama menjalani ibadah puasa. Adapun beberapa tips puasa untuk lansia yang perlu Anda ketahui, antara lain: 1. Pastikan Tubuh dalam Keadaan Sehat Sebelum menjalani puasa, perhatikan kembali kondisi kesehatan untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu. Lansia bisa memeriksakan diri ke dokter untuk memastikan kembali kondisi kesehatan agar tetap bugar selama berpuasa. Bila terjadi masalah kesehatan, penyakit kambuh, atau komplikasi, maka diperbolehkan membatalkan puasa. Selain itu, Anda dapat mengecek gula darah untuk lansia penderita diabetes guna mencegah penurunan gula darah ekstrem atau hipoglikemia. 2. Tidak Melewatkan Waktu Sahur Tips puasa bagi lansia selanjutnya, yaitu tidak melewatkan waktu sahur. Makan saat sahur mampu mengisi energi bagi lansia sebelum berpuasa. Hal ini juga dapat mempersiapkan tubuh untuk menahan lapar selama beberapa jam ke depan. Makan sahur memiliki manfaat untuk meningkatkan sel otak tetap aktif. Hal yang harus diperhatikan lansia saat sahur adalah mengonsumsi sayur, buah-buahan, dan protein untuk mencegah diare dan sembelit. Ini juga membantu lansia untuk memberikan efek kenyang lebih lama. 3. Istirahat Cukup Cara berpuasa yang benar untuk lansia adalah istirahat yang cukup agar tubuh tetap fit selama menjalani ibadah puasa. Lansia memiliki waktu tidur sekitar 7-9 jam dalam sehari. Namun, puasa menyebabkan perubahan pola tidur karena kegiatan ibadah selama bulan Ramadhan. Anda dapat mengatur jadwal tidur untuk mencegah dampak kurang tidur. 4. Perbanyak Minum Air Putih Cairan dalam tubuh lansia lebih cepat berkurang dibandingkan orang yang berusia produktif. Hal ini bisa menyebabkan rasa haus dan lelah yang muncul terus-menerus. Anda dapat memenuhi kebutuhan cairan tubuh dengan memperbanyak minum air putih selama berpuasa. Gunakan metode 2-4-2, yaitu dua gelas saat sahur, empat gelas di malam hari, dan 2 gelas saat buka puasa. Sebaliknya, hindari mengonsumsi minuman yang mengandung kafein, seperti teh dan kopi saat sahur karena menyebabkan rasa haus di siang hari, memicu dehidrasi, dan meningkatkan frekuensi buang air kecil. 5. Mengonsumsi Makanan Sehat Saat puasa, dianjurkan untuk mengonsumsi makanan sehat untuk memenuhi kebutuhan zat gizi seimbang. Hindari mengonsumsi makanan yang mengandung gula karena lebih mudah dicerna dan meningkatkan kadar gula darah. Lansia bisa mengonsumsi buah yang sehat dan tinggi serat, seperti kurma, pisang, hingga semangka saat sahur atau berbuka. Hindari juga makan gorengan dan minum air es saat sahur dan waktu berbuka puasa. Makan gorenga yang tinggi lemak bisa meningkatkan risiko hipertensi dan mengganggu sistem pencernaan. 6. Makan Tinggi Protein Daripada makan makanan tinggi gula dan lemak tidak sehat, lebih baik lansia makan makanan tinggi protein sama sahur dan berbuka. Mengonsumsi protein bisa membantu meminimalkan berkurangnya masa otot sama berpuasa. Makan protein saat sahur juga bisa membuat Anda kenyang lebih lama. Lansia bisa konsumsi protein yang bersumber dari ikan, tempe tahu, atau susu. 7. Rutin Olahraga Jika Anda khawatir olahraga dapat membuat tubuh lemas, cukup melakukan aktivitas fisik yang ringan saja, seperti berjalan kaki, yoga, dan peregangan tubuh. Olahraga saat puasa dapat meningkatkan daya tahan dan menjaga tubuh tetap bugar. Frekuensi olahraga tidak harus dilakukan setiap hari. Bagi lansia, diperbolehkan olahraga ringan sekitar satu atau dua kali dalam seminggu. 8. Minum Suplemen Karena metabolisme tubuh pada orangtua melambat seiring bertambahnya usia, konsumsi suplemen bisa menjadi solusi untuk mencukupi nutrisi saat puasa. Beberapa suplemen dan multivitamin yang bisa dikonsumsi adalah vitamin B12, kalsium, zat besi, hingga vitamin E. Namun, pastikan sudah berkonsultasi pada dokter sebelum mengonsumsi suplemen apapun, ya. 9. Tidak Memaksakan Diri Tips puasa untuk lansia yang terakhir, yakni tidak memaksakan diri dan mengetahui batasan. Jika Anda mengeluhkan rasa sakit atau lemas, segera batalkan puasa dan lakukan pengobatan secara mandiri. Cek kondisi kesehatan secara rutin untuk mencegah gejala penyakit tertentu. Lansia cenderung rentang terkena penyakit sehingga Anda tidak perlu memaksakan diri berpuasa secara penuh. Apabila Anda mengalami gejala penyakit tertentu yang tidak kunjung membaik sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari, sebaiknya segera berkonsultasi pada dokter.

Warta Pensiunan

Kiat Sehat Berpuasa Ramadhan pada Pasien dengan Penyakit Kardiovaskular

RADIOPENSIUNAN.COM Hai, Sahabat Pensiunan Kembali hadir dengan program Ngobrol Pensiunan Sehat bersama @radiopensiunan Kali ini, kita akan membahas “Kiat Sehat Berpuasa Ramadhan pada Pasien dengan Penyakit Kardiovaskular” bersama dr. Muhammad Ikhsan, Sp.PD-KKV, FINASIM. Jangan lewatkan obrolan penuh wawasan ini pada: Selasa, 25 Februari 2025 13.30 WIB Interaktif WA 08-12345-99-214 Eksklusif di www.radiopensiunan.com atau aplikasi Radio Pensiunan Yuk, siapkan pertanyaan dan jangan lupa ajak keluarga serta teman-teman untuk ikut menyimak!   RADIO PENSIUNAN PABRIKNYA KEBAHAGIAAN Cara mendengarkan download aplikasi play store https://bit.ly/3Hl3LLA app store https://bit.ly/41WvoUM Klik website radiopensiunan.com radiopensiunan.top   Jumlah Pendengar Update Februari 2025 GOOGLE ANALYTICS 298.077 WEBSITE 18.448 Play Store 10.000 + APP STORE 342 Nilai Kepuasan 4,8 / 5 bintang WA Grup 400 Twitter 3.566 IG 563 FB Fans Page 359 FB Grup 1.011 YouTube Channel 501

Warta Pensiunan

Persiapan Puasa Untuk Lansia

RADIOPENSIUNAN.COM Usia lanjut terkadang bukan menjadi halangan bagi seseorang untuk menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan. Bahkan, puasa sebenarnya memberikan banyak manfaat bagi kesehatan tubuh. Namun, lansia cenderung memiliki daya tahan tubuh yang lebih lemah, sehingga dikhawatirkan mudah merasa lemas saat menjalani puasa. Lantas, apakah puasa untuk lansia aman? Mari simak ulasan mengenai aman atau tidaknya puasa bagi lansia sekaligus beberapa tips puasa untuk lansia di bawah ini. Apakah Aman bagi Lansia untuk Berpuasa? Pada dasarnya, ketentuan mengenai aman atau tidaknya puasa bagi lansia tergantung dari kondisi kesehatannya masing-masing. Karenanya, akan lebih baik bila keputusan mengenai puasa atau tidak puasa bagi lansia dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter. Bila dilihat dari sisi medis, sebenarnya lansia yang memiliki satu atau lebih masalah kesehatan tertentu, seperti penyakit jantung, diabetes, masalah pencernaan, atau penyakit kronis lainnya, tidak disarankan untuk berpuasa. Namun, bagi lansia yang merasa sanggup berpuasa serta tidak mengeluhkan penyakit apa pun, maka diperbolehkan puasa asal menerapkan pola makan yang sehat dan bergizi seimbang selama berpuasa. Adapun beberapa manfaat puasa bagi kesehatan lansia adalah sebagai berikut: Mengurangi risiko penyakit Alzheimer, bila disertai dengan diet seimbang dan olahraga yang teratur. Mengurangi risiko penyakit jantung. Mengatasi masalah berat badan. Puasa dapat membantu menurunkan berat badan pada lansia dengan obesitas atau kelebihan berat badan. Sementara itu, sejumlah risiko puasa untuk lansia, di antaranya adalah: Perubahan waktu minum obat, sehingga tidak disarankan bagi lansia yang sedang aktif menjalani pengobatan untuk penyakit tertentu. Penurunan berat badan yang ekstrem. Mudah sakit akibat perubahan pola makan, pola tidur, serta aktivitas lainnya. Berisiko mengalami hipoglikemia atau kadar gula darah rendah bagi para lansia dengan penyakit diabetes. Tips Puasa untuk Lansia Mengingat bahwa daya tahan tubuh lansia lebih rendah jika dibandingkan dengan orang-orang yang berusia produktif, maka lansia memerlukan perhatian khusus saat puasa. Bila dokter sudah memperbolehkan berpuasa atau kondisi lansia memungkinkan guna menjalani puasa selama bulan Ramadan, berikut adalah beberapa tips puasa untuk lansia yang perlu diperhatikan dan sebaiknya diterapkan. 1. Mempertimbangkan Kondisi Kesehatan Tips puasa untuk lansia yang pertama adalah mempertimbangkan kondisi kesehatan tubuhnya. Jadi, sebelum menjalani puasa, sebaiknya lansia melakukan pemeriksaan diri ke dokter guna memastikan kondisi kesehatannya secara keseluruhan. Upaya ini penting dilakukan, utamanya pada lansia yang memiliki riwayat penyakit tertentu, sebagai langkah untuk menghindari masalah kesehatan, kekambuhan, atau komplikasi selama berpuasa. 2. Jangan Lewatkan Sahur Tidak melewatkan makan saat sahur juga menjadi salah satu tips puasa untuk lansia. Makan di waktu sahur dapat memberikan energi bagi lansia supaya bisa menahan lapar dalam beberapa jam ke depan. Makan sahur juga bermanfaat untuk membuat sel otak tetap aktif. Saat sahur, lansia disarankan untuk memperbanyak asupan sayur, buah-buahan (alpukat, pisang, atau buah lain yang tinggi serat), dan protein guna mencegah sembelit dan memberikan efek kenyang lebih lama. Selain itu, hindari pula makanan atau minuman manis saat sahur karena justru bisa menyebabkan seseorang merasa mudah haus ketika sedang berpuasa. 3. Menghindari Gorengan dan Air Es Secara umum, lansia disarankan untuk membatasi konsumsi gorengan atau makanan yang digoreng karena dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner dan hipertensi. Selain itu, lansia juga tidak dianjurkan minum es untuk buka puasa karena bisa memicu rasa kenyang lebih cepat dan dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti mual, diare, dan perut kembung. Akibatnya, asupan gizi yang seharusnya didapatkan dari makanan utama juga tidak dapat diperoleh secara maksimal. 4. Tidur yang Cukup Tips puasa untuk lansia berikutnya adalah tidur yang cukup. Bila ingin kondisi tubuh tetap fit selama berpuasa, usahakan lansia mendapatkan waktu tidur yang cukup, setidaknya 7–9 jam setiap harinya. Namun, mengingat bahwa ada aktivitas salat Tarawih dan sahur selama bulan puasa, penting untuk mengatur kembali pola tidur lansia supaya tidak kekurangan waktu tidur. 5. Mencukupi Kebutuhan Cairan Tubuh Sebagai informasi, cairan di dalam tubuh lansia lebih cepat berkurang, sehingga mudah merasa haus dan lelah. Untuk itu, perlu dipastikan bahwa lansia mendapatkan asupan cairan yang cukup selama berbuka hingga sahur untuk menghindari risiko dehidrasi saat puasa. Untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh, usahakan untuk minum 8–10 gelas air per hari. Hal ini bisa dilakukan secara bertahap saat berbuka dan sahur. Tidak disarankan untuk mengonsumsi minuman berkafein, baik teh atau kopi, saat sahur karena dapat menyebabkan mudah haus di siang hari, serta meningkatkan frekuensi buang air kecil sehingga risiko dehidrasi meningkat. 6. Mengonsumsi Makanan Sehat dan Bergizi Seimbang Salah satu syarat bagi lansia yang ingin menjalani puasa adalah memperhatikan asupan makanan dan minuman saat berbuka maupun sahur. Makanan sehat untuk lansia harus dilengkapi dengan gizi seimbang. Sebaiknya, hindari asupan makanan yang cepat dicerna, seperti makanan yang mengandung gula. Bila ingin makan makanan manis, lansia disarankan mengonsumsi kurma saat buka puasa. Pasalnya, kurma bukan hanya mengandung gula, tetapi juga serat, karbohidrat, magnesium, dan kalium. Perbanyak juga jenis buah-buahan lain, seperti pisang. 7. Olahraga dan Menjaga Stamina Apabila memungkinkan, tidak ada salahnya mengajak lansia melakukan olahraga ringan meski sedang berpuasa. Rekomendasi olahraga ringan untuk lansia adalah berjalan kaki, melakukan peregangan tubuh, dan lain-lain. Jangan khawatir, jika dilakukan di waktu yang tepat, olahraga justru bisa menambah kebugaran tubuh selama berpuasa.  

RADIO EKSPOSE - RE SAPA PENSIUNAN
Scroll to Top