RADIOPENSIUNAN.COM
Asam lambung naik atau gastroesophageal reflux disease (GERD) adalah kondisi ketika cairan asam dari lambung naik kembali ke kerongkongan. Pada lansia, masalah ini bisa terjadi lebih sering karena adanya perubahan pada fungsi tubuh yang berkaitan dengan usia. Jika tidak ditangani, asam lambung naik dapat mengganggu kenyamanan sehari-hari dan bahkan memicu komplikasi serius.
Dikutip dari caregiver.id , ketahui penyebab, gejala, hingga cara mengobati asam lambung naik pada lansia. Anda juga akan mendapatkan tips perawatan yang aman di rumah untuk membantu mengurangi keluhan.
Penyebab Asam Lambung Naik pada Lansia
Seiring bertambahnya usia, tubuh mengalami perubahan pada berbagai sistem, termasuk sistem pencernaan. Beberapa faktor yang membuat lansia lebih rentan mengalami asam lambung naik antara lain:
1. Melemahnya Katup Kerongkongan Bawah
Katup kerongkongan bawah atau lower esophageal sphincter berfungsi mencegah asam lambung kembali naik ke kerongkongan. Pada lansia, otot katup ini cenderung melemah sehingga asam lambung lebih mudah naik.
2. Perubahan Pola Makan
Kebiasaan mengonsumsi makanan berlemak, pedas, atau asam secara berlebihan dapat memicu produksi asam lambung. Lansia yang sulit mengubah pola makan ini berisiko mengalami kekambuhan asam lambung naik.
3. Efek Samping Obat
Beberapa obat yang sering dikonsumsi lansia, seperti obat tekanan darah, obat pereda nyeri, atau obat penenang, dapat mengendurkan katup kerongkongan dan memicu refluks asam.
4. Gangguan Mobilitas Lambung
Lansia juga lebih rentan mengalami gangguan pada proses pengosongan lambung (gastroparesis), yang membuat makanan bertahan lebih lama di lambung sehingga meningkatkan risiko refluks asam.
5. Faktor Gaya Hidup
Kurangnya aktivitas fisik, kebiasaan makan terlalu malam, atau posisi berbaring setelah makan juga menjadi penyebab umum naiknya asam lambung pada usia lanjut.
Gejala Asam Lambung Naik pada Lansia
Gejala asam lambung naik pada lansia bisa berbeda-beda, tetapi umumnya meliputi:
- Sensasi terbakar di dada atau heartburn
- Rasa pahit atau asam di mulut
- Nyeri tenggorokan atau suara serak
- Batuk kronis terutama di malam hari
- Perut terasa penuh atau kembung
- Kesulitan menelan
Pada beberapa lansia, gejala bisa lebih samar seperti rasa tidak nyaman di perut bagian atas atau kelelahan akibat tidur yang terganggu.
Cara Mengobati Asam Lambung Naik pada Lansia
Penanganan asam lambung naik pada lansia sebaiknya mempertimbangkan kondisi kesehatan secara menyeluruh, terutama jika ada penyakit penyerta. Berikut beberapa langkah pengobatan yang dapat dilakukan:
1. Perubahan Gaya Hidup
Mengubah kebiasaan sehari-hari menjadi lebih sehat adalah langkah utama yang dapat membantu mengendalikan gejala, seperti:
- Menghindari makanan pemicu (pedas, asam, berlemak, dan berkafein)
- Mengatur porsi makan menjadi lebih kecil tetapi sering
- Tidak berbaring atau tidur minimal 2-3 jam setelah makan
- Mengangkat posisi kepala saat tidur
2. Penggunaan Obat
Dokter dapat meresepkan obat seperti antasida, penghambat reseptor H2, atau proton pump inhibitor (PPI) untuk mengurangi produksi asam lambung. Penting bagi lansia untuk berkonsultasi sebelum menggunakan obat agar tidak terjadi interaksi dengan obat lain.
3. Terapi Medis Lanjutan
Jika gejala tidak membaik, dokter mungkin merekomendasikan prosedur medis untuk memperbaiki fungsi katup kerongkongan bawah. Namun, tindakan ini biasanya dipertimbangkan sebagai pilihan terakhir.
Tips Perawatan di Rumah untuk Lansia
Selain pengobatan medis, perawatan di rumah dapat membantu meringankan gejala asam lambung naik pada lansia, antara lain:
- Mempertahankan berat badan ideal
- Menghindari pakaian yang terlalu ketat di area perut
- Mengurangi stres melalui teknik relaksasi seperti pernapasan dalam atau meditasi
- Memastikan pola tidur yang cukup dan berkualitas
Dapatkan Bantuan Profesional
Jika Anda atau anggota keluarga lansia sering mengalami keluhan asam lambung naik, penting untuk mendapatkan perawatan yang tepat. Dengan dukungan perawat profesional, lansia dapat dibantu dalam mengatur pola makan, memastikan konsumsi obat sesuai anjuran dokter, dan memantau gejala agar tidak berkembang menjadi komplikasi.