RADIO TIDAK PERNAH
MEMBUNUH ANAKNYA
oleh: Eddy Koko
Praktisi Radio Streaming
DUNIA radio siaran tidak pernah membunuh anaknya sendiri. Penyiar adalah anak kandung radio siaran dari belum bisa bicara sampai fasih siaran. Usia muda boleh usai tetapi karir tak harus selesai. Pensiunan penyiar (senior) tetap siaran, antara lain di Radio Pensiunan, streaming radio yang dikelola secara profesional dan berbadan hukum.
Adalah Nuning Purnamaningsih sekarang rutin siaran di Radio Pensiunan mengisi sejumlah acara. Nuning tergolong penyiar wanita cukup senior dengan rekam jejak 45 tahun di dunia broadcasting. Wanita kelahiran Yogyakarta ini mengawali karirnya tahun 1974 sebagai penyiar di Radio Suara Istana Jogjakarta, kemudian Radio Retjo Buntung Jogjakarta, Radio Kayu Manis, Radio Suara Irama Indah, Radio Bahana, Radio Delta FM, Radio Classic & Jazz. Radio Suara Irama Indah adalah stasiun radio di jalur FM pertama di Indonesia dibangun Mas Yos tahun 1981.
Ada nama Doudy John Tatipang pernah menjadi bintang di jajaran penyiar Radio Trijaya, sekarang siaran di Radio Pensiunan. Juga Aldian Noorman dengan pengalaman pernah singgah di RRI Bandung kemudian berkiprah di Radio Trijaya Bandung sampai menduduki posisi tertinggi di radio, stasiun manajer. Kemudian Dedi Prasetya di Palembang setelah berhenti siaran cukup lama sekarang tampil lagi di radio streaming. Mereka, memang, belum usia pensiun tetapi membuktikan bahwa surutnya stasiun radio analog tidak membuat penyiarnya selesai. Tetap siaran.

Selain Nuning, Aldi, Doudy dan Dedi juga ada Ifeb, penyiar senior, bintangnya Radio Klasik Rock sekarang siaran di Radio Bola. Dulu di radio analog sekarang radio modern berbasis internet atau streaming. Pastinya masih banyak lagi penyiar senior lainnya di tempat lain dan yang tetap mengudara.

Tidak ada beda antara siaran di radio berbasis frequensi dengan internet atau streaming. Konsep siarannya sama, penyiar tetap harus mengoperasikan mixer audio, bicara di depan microphone dan memutar lagu-lagu. Tidak ada perubahan baru yang signifikan dari studio radio analog ke streaming. Tidak ada alasan meremehkan radio streaming karena berbasis internet. Dunia sudah berubah radio streaming adalah jawabnya.

Radio Streaming 2029
Seorang eksekutif radio di Perancis, Sam Zniber, yang mengawasi program di stasiun radio dan jaringan radio di Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Australia, dan Perancis menulis sebuah artikel menarik tentang radio era digital di MusicDatak pada November 2023. Dalam artikel berjudul 2029 Masa Depan Radio: Bagaimana Data Mengubah Penyiaran, Zniber mengungkapkan, masa depan penyiaran radio sangatlah menarik. Dengan kekuatan data dan analitik tingkat lanjut, stasiun radio mampu menawarkan konten yang dipersonalisasi dan relevan disukai pendengarnya.
Menurut Zniber, masa depan radio tetap cerah dan menarik. Mendekati tahun 2029, stasiun radio yang menggunakan data dan analitik tingkat lanjut akan berada pada posisi terbaik untuk bersaing dengan platform streaming musik dan memikat pendengarnya. Kunci keberhasilannya terletak pada pemanfaatan data untuk meningkatkan pengalaman radio tradisional, bukan menggantikannya. Dengan melakukan hal ini, radio dapat terus menjadi bagian penting dari pengalaman mendengarkan musik kita di tahun-tahun mendatang.
Music Datak adalah alat penelitian musik berbasis algoritma khusus untuk stasiun radio, merek ritel, dan kurator musik. MusicDatak secara otomatis mendeteksi hits, memverifikasi informasi, mengatur dan memprioritaskan hits sesuai dengan tingkat kepuasan atau kelelahan penonton di lokasi yang tepat. Ini menggunakan sumber data dari platform musik, pemutaran radio, dan tangga musik media sosial. Alat ini bertujuan untuk membantu stasiun radio membuat keputusan yang lebih tepat tentang kategori musik mereka dalam sistem penjadwalan GSelector dan MusicMaster.
Dalam sejarahnya, radio siaran selalu diramalkan akan punah karena munculnya media baru. Tetapi faktanya radio siaran masih terus mengudara dan didengar orang. Radio merupakan media yang selalu berkompromi dengan media baru. Sifat radio mampu membuat orang radio, khususnya penyiar, tidak akan pernah pensiun. Radio seakan melindungi anak kandungnya dengan cara bersekutu dengan zaman.
Meskipun sering diramal akan punah tetapi dalam sejarahnya radio siaran pernah menjadi momok yang akan membunuh media cetak. Untuk alasan itu sejumlah media cetak kemudian ikut mendirikan stasiun radio.
Menurut sejarawan radio dari Amerika, Prof. Donna Halper, tahun 1920-an surat kabar mendominasi peliputan berita, dan pemilik surat kabar tidak begitu peduli dengan persaingan media massa (radio). Mereka baru sadar radio dapat menyiarkan peristiwa secara real-time, sedangkan surat kabar tidak dapat. Maka Associated Press, bersama banyak perusahaan surat kabar ternama, melakukan lobi untuk mencegah radio menyiarkan siaran berita secara rutin selama tahun 1920-an dan bahkan hingga awal tahun 1930-an. Radio, koq, dilawan.
Kehadiran teknologi radio streaming saat ini memberi peluang para penyiar senior siaran lagi. Banyak radio siaran menerapkan usia penyiar secara ketat guna menjaga kenyamanan pendengar. Misalnya, manajemen radio siaran dengan segment anak muda, tidak akan memakai penyiar dewasa karena tidak cocok lagi dengan pendengarnya. Adanya radio streaming memungkinkan mereka kembali siaran lagi.
Tidak sulit membangun radio streaming. Relatif murah dibanding radio analog yang dikenal masyarakat selama ini. Bahkan setiap penyiar dapat membangun sendiri menggunakan nama yang disukai untuk stasiun radionya. Siapun, sekarang, bisa bikin radio siaran dengan mudah. Yang perlu diperhatikan adalah stamina pengelolaan, kreativitas dan keseriusan. Kalau siaran? Gampanglah, itu ! ***