RADIOPENSIUNAN.COM
Program : Asal Usul
Tema : Hidup Bahagia Dengan Murah Sandang Pangan
Tulisan : Agus Widyanto
Host : Puspa
Sandang atau pakaian, sekarang menjadi kebutuhan yang sekarang bisa dibilang bisa dijangkau semua orang. Dalam kehidupan normal dan menetap, sebenarnya urutan kebutuhan yang diperlukan agar manusia bahagia adalah Pangan, Sandang dan Papan. Namun dalam konteks kini, urutan itu tidak lagi menentukan. Sandang sudah bisa dijangkau sebagian besar masyarakat warga bangsa, papan masih banyak yang kesulitan mendapatkan yang layak, sementara untuk pangan kita sering diombang-ambingkan situasi.
Kenapa pangan kita begitu rentan sehingga pemerintah sampai perlu membuat program ketahanan pangan? Tidak ada program ketahanan sandang, dan belum ada program ketahanan papan kan?
Untuk itu, mengulik-ulik soal pangan sepertinya menarik untuk topik acara “Asal-Usul” tapi jangan usil.
Secara etimologi, kata pangan berasal dari bahasa Jawa Kuno yang berarti makanan (Zoetmulder, 2011: 747, Kamus Jawa Kuno Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama). Dalam bahasa Sunda pun, kata pangan ini diserap dari bahasa Jawa Kuno (Kawi) sebagai pangan yang berpadanan dengan kadaharan ‘makanan’ atau dahareun ‘yang dimakan’ (Tamsyah, 2017: 161).
Pangan menjadi penting karena merupakan cara bagi manusia untuk bertahan hidup. Tanpa asupan makanan dan minuman (air), manusia kesulitan untuk bertahan hidup. Pangan diperlukan sebagai sumber energi bagi hidup manusia. Bagi orang Indonesia, Ketika kata pangan disampaikan, yang ada dalam pikiran kita adalah beras (nasi), sayuran, ikan, daging, telor dan buah-buahan. susu juga perlu, tapi tidak harus.
Kali ini kita kulik lebih jauh tentang padi (sumber pangan utama kita), kemudian jagung, umbi-umbian dan sagu yang pernah menjadi bahan pangan utama di Indonesia Timur.
Tersebutlah padi, bahan pangan utama mayoritas penduduk bumi. Padi (bahasa Latin: Oryza sativa) merupakan salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban, meski awalnya juga merupakan tumbuhan liar. Padi diduga berasal dari India atau Indocina dan masuk ke Indonesia dibawa oleh nenek moyang yang migrasi dari daratan Asia sekitar 1500 SM.
Kata “padi” berasal daripada akar Proto-Austronesia Pajay, yang dalam Bahasa yang serumpun memiliki bunyi yang mirip. Dalam Bahasa Tagalog, padi disebut dengan Palay, Bahasa Jawa menyebutnya Pari, masyarakat Amis yang ada di pesisir timurTaiwan menyebut padi dengan istilah Panay; sedangkan Bangsa Kadazan (kelompok etnik bumiputera bagi negeri Sabah di Malaysia) menyebutnya sebagai Paai.
Sebenarnya sumber pangan yang bisa dibudidayakan sangat beragam dan banyak. Namun bangsa Indonesia, seperti bangsa-bangsa di Asia dan Afrika, memilih beras (padi yag sudah diolah pasca panen dan siap dimasak) sebagai sumber pangan utamanya.
Bahkan di berbagai wilayah Indonesia, terdapat legenda Dewi Sri selalu dikaitkan dengan mitologi tentang asal-usul padi.
Di Jawa Barat, Dewi Sri disebut sebagai Dewi Pohaci. Legenda yang berkaitan dengannya antara lain Wawacan Pohaci, Cariyos Sawargaloka, Wawacan Sanghyang Sri, Wawacan Puhaci Dandayang, Wawacan Dewi Sri, dan Wawacan Sulanjana.
Adapun di Jawa Tengah, salah satu legenda terkait Dewi Sri adalah Sri Sedana. Sedangkan di Madura, tokoh ini dikenal dengan nama Ratna Dumilah. Dewi Sri disebut sebagai Sri Sadhana, Rambut Sadhana, Dewi Danu, atau Dewa Ayu Manik Galih. Di Sumatera Utara, sosok dan mitologi Dewi Sri muncul dalam cerita Daru Dayang. Adapun di Ende, Dewi Sri disebut juga sebagai Ine Pare atau Ine Mbu dan kisahnya hadir dalam kisah Bobi dan Nombi. Dalam kultur Jawa, khususnya dalam mitologi Hindu-Jawa, Dewi Sri dipandang sebagai tokoh yang memancarkan sumber kehidupan (sumber Kompas)
Link
https://www.kompas.com/stori/read/2021/10/31/130000579/legenda-dewi-sri-dalam-kepercayaan-masyarakat-indonesia?page=all
.
Berikut adalah daftar 10 negara dengan konsumsi beras terbesar di dunia, dikutip dari laman Statista :
China : 154.946 metrik ton
India: 108.500 metrik ton
Bangladesh: 37.300 metrik ton
Indonesia: 35.200 metrik ton
Vietnam: 21.500 metrik ton
Filipina: 15.750 metrik ton
Thailand: 13.000 metrik ton
Myanmar: 10.300 metrik ton
Jepang: 8.200 metrik ton
Nigeria: 7.450 metrik ton
Tradisi makan nasi di Indonesia, diduga, dipengaruhi oleh para imigran dari India dan Indocina yang masuk ke Bumi Nusantara 3500 tahun yang lalu. Nasi diterima sebagai menu yang pas dengan lidah sebagian besar bangsa Nusantara khususnya Jawa, bali, Sumatera, Nusa Tenggara barat, Sulawesi dan Kalimantan. Selain pas di lidah, tanaman padi ternyata cocok dibudidayakan di Bumi Nusantara. Sehingga pada masa Kerajaan Hindu-Budha di Nusantara 300 SM – 1500 M) pertanian padi menjadi primadona. Bahkan ada yang menyebut pada zaman prasejarah (sebelum 300 SM), tanaman padi, jagung dan ubi, sudah dikenal warga Nusantara.
Beras merupakan bahan pangan yang memiliki kandungan gizi sebagai berikut :
Energi Total 130 kcal 7%
Energi dari Lemak 2 kcal <1%
Lemak Total 0.2 g <1%
Lemak Jenuh 0.4 g <1%
Lemak Trans 0 g 0%
Kolesterol 0 mg 0%
Protein 2.7 g 5%
Karbohidrat Total 28.2 g 9%
Serat Pangan 0.4 g 2%
Gula 0.1 g <1%
Natrium 1 mg <1%
Kalium 35 mg 1%
Kalsium 10 mg 1%
Besi 0.2 mg 1%
Vitamin B6 0.1 mg 5%
Niasin (Vitamin B3) 1.6 mg 8%
Folat 2 µg 1%
Tiamin (Vitamin B1) 0.1 mg 7%
Bagaimana dengan jagung?
Tanaman jagung diedarkan ke seluruh dunia oleh Christopher Columbus. Dari hasil temuannya, Columbus membawa jagung dari Amerika yang ditemukannya 1492, ke belahan bumi lain. Masuknya jagung ke Nusantara dibawa oleh Orang Portugis pada abad 17.
Kandungan gizi dalam jagung (per 100 gram)1234:
• Kalori: 96
• Air: 73%
• Protein: 3,4 gram
• Karbohidrat: 21 gram
• Gula: 4,5 gram
• Serat: 2,4 gram
• Jagung juga mengandung vitamin, mineral, dan antioksidan
Lantas bagaimana dengan umbi-umbian? Apakah merupakan tanaman endemik bumi Nusantara ataukah didatangkan dari belahan bumi lain?
Singkong ternyata juga berasal dari Benua Amerika. Tanaman ini dibawa orang Portugis ke Bumi Nusantara pada abad ke 17, Sedangkan ubi jalar, ternyata merupakan tanaman seasal dengan singkong. Lho?
Jangan kaget pula kalau ketela rambat juga punya sejarah yang mirip dengan singkong dan jagung.
(dikutip dari berbagai sumber)