RADIOPENSIUNAN.COM
Acara : PENSIUNAN BERTANAM
Edisi : 12 Desember 2024
Tema : Pohon Langka
Suatu jenis pohon disebut langka apabila jenis tersebut sudah mulai sulit dijumpai, baik karena jumlahnya sedikit di alam yang terjadi secara alami maupun karena ancaman.
Pohon Jengkol
Jengkol termasuk dalam family mimosaceae (suku polong- polongan). Dikenal juga sebagai jering atau joriang di beberapa daerah, jengkol berasal dari pohon tropis bernama latin Pithecellobium jiringa dan dapat ditemui di hutan-hutan Indonesia.
Tumbuhan jengkol merupakan tumbuhan khas di wilayah Asia Tenggara.
Jengkol telah dimanfaatkan sebagai bahan makanan sejak tempo dulu, zaman pemerintah kolonial Belanda. Ini tak lain karena banyaknya pohon jengkol yang tumbuh di pekarangan rumah orang Betawi. Jiwa orang Betawi juga adalah cenderung memilih dan memanfaatkan potensi tumbuhan di sekitarnya seperti halnya jengkol.
Adapun dua daerah penghasil jengkol terbesar masa itu yakni di Pondok Gede dan Lubang Buaya. Bahkan, kegemaran masyarakat Nusantara dalam memakan jengkol sudah ditemukan sejak zaman Letnan Gubernur Hindia Belanda, Thomas Stamford Raffles dalam The History of Java (1817)
Dikutip dari idntimes
Budi daya jengkol umumnya dilakukan dari biji. Inilah cara menanam jengkol yang bisa Sahabat Pensiunan ikuti:
✅Pilihlah biji jengkol yang sudah tua (berwarna cokelat), sehat, dan kondisi baik.
✅Biasanya, tanaman jengkol dapat dipanen setelah 5 tahun penanaman.
Potensi ekonomi pohon jengkol cukup menjanjikan karena setelah bisa dipanen tidak perlu perawatan khusus.
Pohon Petai
Tidak semua orang menyukai petai, karena mungkin banyak yang khawatir akan mengalami bau mulut setelah memakannya. Walaupun kecil serta mempunyai aroma yang cukup tajam. Aroma kurang sedap itu berasal dari kandungan asam amino dan unsur sulfur yang cukup tinggi dalam petai.
Dikutip dari lindunghutan dot com propinsi Jawa Timur adalah sentra petai terbesar di Indonesia dengan produksi sebesar 92,4 ribu ton atau menyumbang 26,36% produksi petai nasional. Kemudian disusul propinsi Sumatera Barat.
Nama latin Petai :(Parkia speciosa)
Nama latin Petai Cina : adalah Leucaena leucocephala.
Petai cina sedikit berbeda dengan petai pada umumnya. Meskipun, keduanya termasuk suku Fabaceae atau keluarga polong-polongan. Namun, ukuran petai cina jauh lebih kecil dari petai biasanya.
Di Indonesia, petai cina memiliki ragam penyebutan. Mulai dari pete selong di Sumatera, lamtoro; peutey; selamtara; pelending, kamalandingan di Jawa, hingga kalandingan di Madura.
Pohon kepel
Tumbuhan kepel atau burahol (Stelechocarpus burahol) adalah pohon penghasil buah hidangan meja yang menjadi flora identitas Daerah Istimewa Yogyakarta.[1][2]
Gubernur Kepala DIY No. 385/KPTS/1992 tentang Penetapan Identitas Flora dan Fauna DIY.
Buah kepel digemari para putri keraton di Jawa karena dipercaya menyebabkan keringat beraroma wangi dan membuat air seni tidak berbau tajam. Nama lain kepel antara lain kecindul, cindul, simpol, burahol, dan turalak.
Pohon Namnam
Pohon langka yang berbentuk aneh, buah bernama ilmiah: Cynometra cauliflora. Buah ini bernama lain Namnam atau anjing-anjing atau sawo pancukan. Karena -maaf- bentuk buah ini seperti alat kelamin anjing.
Buah Nam-Nam ternyata memiliki rasa kecut-segar.
Buah ini adalah nama sejenis pohon buah dari suku polong-polongan. Pohon berbuah masam ini dikenal pula dengan beberapa nama lain seperti namu-namu, namo-namo, namet, namute, lamute, lamuta, klamute. Juga puci anggi, puti anjeng.
Pohon namnam ditanam orang sebagai tanaman penghias halaman atau untuk diambil buahnya. Buah yang masak berasa asam manis segar, dimakan langsung atau sebagai bahan rujak, asinan, dan manisan. Dapat pula dijadikan campuran sambal.
Kulitnya berwarna kecokelatan dan bentuk dagingnya mirip dengan jengkol. Buah ini banyak ditemukan di daerah Jateng khususnya Yogyakarta dan Solo.
Bahkan buah namnam kerap dipakai oleh kalangan keraton agar keringat mereka wangi. Buah ini langka dan disuka ibu hamil karena rasanya asam namun kaya manfaat.
Pohon kemang
Saat Pensiunan Bertanam beberapa waktu yang lalu bahas mangga, ada pendengar namanya pak Bambang dari Depok bertanya di WA studio mengenai pohon kemang ini. Apa kabar pak Bambang di Depok semoga sedang mengikuti siaran Pensiunan Bertanam ya.
Dikutip dari situs tabloid sinartani.com
Kemang (Mangifera kemanga) masih berkerabat dengan pohon sejenis mangga. Pohon kemang kini telah ditetapkan sebagai flora identitas kabupaten Bogor, Jawa Barat. Sayangnya, tumbuhan ini mulai langka dan sulit ditemukan.
Tanaman kemang yang makin langka ini mempunyai bunga kemang (Mangifera kemanga) berwarna merah muda pucat dan beraroma harum. Berbentuk bulat telur terbalik sampai lonjong dengan kulit buah tipis dan berwarna coklat kuning suram apabila masak. Daging buah kemang berwarna keputihan, lunak, berair dan berserat.
Aroma buah kemang sangat khas dan tajam sedangkan rasa buahnya mulai asam sampai manis. Biji kemang jorong sampai lanset. Oleh masyarakat, daging buah kemang sering dimanfaatkan sebagai bahan jus, sirup, asinan, serta campuran rujak dan sambal. Selain buahnya, pucuk daun kemang juga dapat dimanfaatkan sebagai lalapan, khususnya bagi masyarakat Jawa Barat.
Dibandingkan mangga, tekstur buah kemang lebih berserat dan berair, menyerupai daging buah sirsak. Biji kemang berukuran cukup besar, sehingga daging yang tersimpan dalam satu buah kemang tidak terlalu banyak. Oleh masyarakat, daging buah kemang sering dimanfaatkan sebagai bahan jus, sirup, asinan, serta campuran rujak dan sambal.
Jika dibandingkan dengan mangga, pohon kemang jauh lebih tinggi, dan sanggup mencapai ketinggian hingga 30 meter. Daun kemang juga lebih rimbun, dengan daun yang melingkar dan terkumpul lebat di ujung-ujung percabangan. Musim berbunga pohon kemang dimulai bulan Oktober sampai Desember. Sedang musim berbuahnya terjadi pada musim penghujan yaitu mulai bulan November sampai Maret.
Karena rasanya yang dominan asam, tidak banyak yang tertarik melakukan budidaya sehingga tananan ini menuju punah. Di sekitar Kabupaten Bogor, tumbuhan ini memang masih dibudidayakan sehingga tidak mengherankan jika kemudian berdasarkan SK Bupati Nomor 522/185/kpts/Huk/1996, kemang ditetapkan sebagai flora identitas Kabupaten Bogor.
Pohon kemang umumnya tumbuh di dataran rendah di daerah tropika basah di bawah ketinggian 400 m dpl. walaupun dapat dijumpai juga hingga ketinggian 800 m dpl. Tanaman penghasil buah langka ini memerlukan persebaran curah hujan yang merata sepanjang tahun dan tumbuh baik di pinggiran sungai yang secara berkala tergenang air.
Kemang biasanya ditanam di pekarangan dan di kebun-kebun serta di pinggiran/bantaran sungai. Perbanyakan tanaman kemang tidak terlalu sulit, umumnya dengan cara mengecambahkan bijinya. Namun dimungkinkan juga dengan cara grafting. Buah kemang dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang subur dan memiliki drainase yang baik. Umumnya pohon buah kemang tumbuh di daerah dengan ketinggian 300-500 meter di atas permukaan air laut.
Pohon sukun
Sukun, kulur, ketimbul atau timbul (Artocarpus altilis) adalah nama sejenis pohon yang berbuah namun tidak berbiji. Buah sukun memiliki bagian yang empuk, yang mirip roti setelah dimasak atau digoreng. Karena itu, orang2 Eropa mengenalnya sebagai buah roti (Ingg.: breadfruit; Bld.: broodvrucht,)
Dikutip dari rri.co.id Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BNPB) dalam rilis artikel pada April 2021 lalu menyebutkan, jika akar pohon sukun juga bisa banyak menyerap air. Ketika usianya mencapai 30 sampai 40 tahun, di sekeliling pohon sukun akan muncul banyak sumber air. Hal ini bisa menjadi salah satu langkah mitigasi saat terjadi kekeringan.
Berikut beberapa alasan mengapa sukun berfungsi efektif dalam menanggulangi kekeringan,
1. Sistem Akar yang Kuat: Sukun memiliki sistem akar yang dalam dan menyebar luas. Akar-akarnya dapat menembus tanah hingga kedalaman yang signifikan, membantu meningkatkan infiltrasi air dan mengurangi aliran permukaan, sehingga air lebih banyak diserap oleh tanah.
2. Penutup Tanah yang Baik: Daun sukun yang lebar dan rimbun membantu mengurangi evaporasi air dari permukaan tanah, menjaga kelembaban tanah. Kanopi pohon yang lebat juga berperan dalam mengurangi dampak air hujan langsung ke tanah, mengurangi erosi.
3. Perbaikan Struktur Tanah: Akar pohon sukun membantu memperbaiki struktur tanah dengan menciptakan pori-pori dan meningkatkan aerasi tanah. Hal ini memungkinkan air hujan meresap lebih baik dan disimpan dalam tanah, bukan mengalir sebagai air permukaan.
4. Penyediaan Bahan Organik: Daun dan ranting yang jatuh dari pohon sukun membentuk lapisan serasah di permukaan tanah. Saat terurai, serasah ini memperkaya tanah dengan bahan organik yang meningkatkan kemampuan tanah menyimpan air.
Dengan kemampuannya menyerap dan menyimpan air, pohon sukun dapat membantu mengurangi risiko banjir, menjaga ketersediaan air tanah, dan mendukung ekosistem yang lebih sehat
Buah rukam (Flacourtia rukam) adalah buah dari tanaman buah hutan yang memiliki banyak manfaat:
Buah rukam memiliki rasa sepat dan pahit.
Buah rukam dapat dimakan langsung atau diolah menjadi selai, rujak, atau asinan.
Buah rukam mengandung senyawa flavanoid, terpen, dan saponin yang memiliki efek antimikroba, antibakteri, antifungi, antivirus, pestisida, dan insektisida.
Buah rukam memiliki khasiat obat untuk diare dan gangguan pencernaan.
Buah rukam mengandung fenolik yang memiliki manfaat sebagai antioksidan.
Buah rukam dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh.
Buah rukam memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Bentuknya bulat, bulat gepeng, atau bulat telur sungsang.
Diameternya 2-2,5 cm.
Warnanya hijau muda sampai merah jambu atau hijau lembayung sampai merah tua.
Daging buahnya berwarna keputih-putihan.
Pada ujung buah terdapat bekas tangkai putik kecil-kecil sebanyak 4-8, mirip paruh, dalam bentuk lingkaran.
Buahnya berbiji pipih, sebanyak 4-7 butir.
Pohon rukam dapat tumbuh hingga 20 meter dan dapat berkembang di hutan primer atau sekunder lembab. Pohon rukam tersebar di kawasan Malaysia hingga Indonesia, New Guinea, Indochina, India, dan Thailand
Pohon jamblang
Buah jamblang atau sering juga dikenal sebagai duwet, merupakan salah satu jenis buah tropika yang ada di berbagai daerah di Indonesia. Saat ini jamblang cukup sulit ditemukan di pasaran.Bahkan Jamblang oleh dunia Internasional dalam IUCN (International Union for Conservation of Nature) pernah masuk daftar merah sebagai jenis terancam punah di tahun 2018 dan sekarang dikategorikan sebagai Least Concern Species alias jenis yang paling tidak dipedulikan.
Menurut peneliti dari Pusat Kajian Hortikultura Tropika Institut Pertanian Bogor (IPB) Sobir, jamblang masih termasuk satu keluarga dengan jambu air. Nama latin jamblang Syzygium cumini.
Jamblang ideal untuk konservasi lahan kritis serta air karena tanamannya tangguh dan sistim perakaran yang berakar tunggang dan kompak.
Perbedaan gowok dan jamblang
Buah gowok dan jamblang adalah buah asli Indonesia yang sering tertukar karena bentuk dan warnanya yang mirip. Namun, keduanya memiliki perbedaan dalam beberapa hal, seperti:
Bentuk
Buah gowok bulat dan sedikit gepeng, sedangkan buah jamblang lonjong.
Warna
Buah gowok berwarna putih saat muda, lalu berubah menjadi merah keunguan saat matang. Buah jamblang berwarna hijau tua saat muda, lalu berubah menjadi merah muda, dan akhirnya ungu tua.
Daging buah
Buah gowok memiliki daging buah putih atau merah keunguan, sedangkan buah jamblang memiliki daging buah kuning, putih, dan keunguan.
Rasa
Buah gowok memiliki rasa masam, asam-manis, dan agak sepat, sedangkan buah jamblang memiliki rasa masam, sepat, dan berair.
Tempat penanaman
Buah gowok tumbuh liar di kawasan hutan sekunder dengan ketinggian 200-1.800 meter di atas permukaan laut, sedangkan buah jamblang biasanya tumbuh di kawasan dataran rendah dengan ketinggian kurang lebih 500 meter di atas permukaan laut.
Buah gowok juga dikenal dengan nama kupa, sedangkan buah jamblang juga dikenal dengan nama duwet atau juwet